Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT BNI Asset Management (BNI AM) memandang produk reksadana indeks punya prospek menjanjikan. Produk reksadana yang dikelola secara pasif dianggap bisa mengalahkan performa reksadana dengan pengelolaan aktif.
Direktur Operasional BNI AM Ade Yusriansyah mengatakan, reksadana indeks punya potensi pengembalian positif di masa depan. Hal itu pula yang mendasari BNI AM ingin menjadi leader atau pemimpin di kelas aset reksadana indeks.
Ade menjelaskan, terdapat beberapa literatur menarik yang memperkirakan bahwa reksadana indeks mungkin bakal melampaui kinerja reksadana yang dikelola secara aktif di tahun 2025-2027 mendatang. Secara dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) reksadana indeks yang pengelolaannya pasif diproyeksi akan mengungguli reksadana yang pengelolaannya aktif.
Proyeksi tersebut karena menilai reksadana indeks bersifat pasif yang bergantung pada kinerja indeks acuan. Sehingga, penjelasan kepada nasabah dipandang jauh lebih gampang. Selain itu, reksadana memiliki limitasi terkait tracking error yang membuat dampaknya lebih efisien. Serta, total expense ratio reksadana pasif biasanya relatif kecil.
Baca Juga: BNI AM Gandeng Bibit Luncurkan 3 Produk Baru Reksadana Indeks, Targetkan AUM Rp 100 M
Semakin rendah expense ratio, semakin besar porsi return dari reksadana yang dapat dinikmati investor. Expense ratio yang rendah mengindikasikan bahwa Manajer Investasi (MI) memiliki keahlian mengelola reksa dana secara efisien.
Berbeda dengan reksadana aktif, expense ratio biasanya cukup tinggi seiring biaya transaksi yang lebih besar. Dan juga kinerja reksadana aktif dalam beberapa tahun terakhir kurang memuaskan karena tidak mampu mengalahkan performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
“Mungkin itu pertimbangan nasabah dan kami coba capture untuk bangun brand BNI AM yang mempunyai kapabilitas dalam pengelola ekuitas secara pasif,” ungkap Ade saat ditemui di Jakarta, Senin (20/5).
Ade menambahkan, reksadana indeks pun bukan berarti kinerja hanya bergantung pada pergerakan indeks acuan. BNI AM selaku Manajer Investasi (MI) juga rutin mengevaluasi performa indeks dan berusaha mengatur porsi besaran pada aset-aset yang mendasari (underlying asset) reksadana tersebut.
Investor juga bisa memilih reksadana pada indeks-indeks tertentu saat kondisi pasar volatil. Dengan demikian, reksadana indeks tetap bisa dimanfaatkan bukan hanya bergantung pada indeks yang bergerak pada siklus tertentu.
Ade berujar, kondisi itu pula yang mendorong BNI AM untuk menyediakan berbagai produk reksadana indeks dengan bermacam-macam indeks. Misalnya seperti reksadana indeks High Dividen jadi pilihan di tahun lalu yang lumayan besar. Ini berkah bagi Reksa Dana Indeks BNI-AM IDX High Dividend20 yang mengacu pada indeks dividen.
Bagi investor yang mencari reksadana indeks bersifat defensif bisa melirik Reksa Dana BNI-AM Indeks IDX30. Sebab, indeks IDX30 berisikan saham-saham dengan likuditas tinggi dan kapitalisasi pasar terbesar.
Baca Juga: Produk Reksadana BRI-MI Ini Bagikan Dividen Bulanan, Begini Mekanismenya
Adapun hingga tahun 2024, BNI AM memiliki 8 reksadana indeks yang tergabung dalam Family Index BNI AM yaitu
- Reksa Dana BNI-AM Indeks IDX30 (BNI30)
- Reksa Dana BNI-AM Indeks Growth30 (BNI30G),
- Reksa Dana BNI-AM Sri-Kehati Kelas R1,
- Reksa Dana Indeks BNI-AM IDX High Dividend20,
- Reksa Dana Indeks BNI-AM PEFINDO i-Grade Kelas R1,
- Reksa Dana Indeks BNI AM IDX-PEFINDO Prime Bank Kelas R1,
- Reksa Dana Indeks BNI-AM Sharia Growth
- Reksa Dana Indeks BNI-AM Short Duration Bond Index kelas R1.
Ade menyebutkan, rencananya BNI AM akan melengkapi lebih banyak produk reksadana indeks dengan indeks acuan yang beragam. Ke depan, indeks luar negeri (offshore) dipandang bakal menjadi fokus selanjutnya seiring kuatnya saham-saham teknologi seperti Nvidia dan sebagainya.
Sejauh ini, BNI AM masih membahas terkait rencana peluncuran reksadana dengan mengacu pada indeks luar negeri tersebut. Produk tersebut diupayakan untuk bisa tersedia di akhir tahun 2024 atau mungkin di awal tahun 2025.
“Kami akan bersinergi bersama grup. Seharusnya ini (reksadana offshore) bisa menjadi pelengkap bagi indeks yang berbeda,” imbuh Ade.
Sebagai informasi, total AUM reksadana Indeks kelolaan BNI AM per Desember 2023 sebesar Rp 3,06 triliun dari total sebesar Rp 31,7 triliun. Sementara, total reksadana indeks di industri sebanyak 48 BNI-AM, reksadana indeks kelolaan BNI AM sebanyak 8 produk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News