Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah proyeksi target kenaikan bursa saham pasca Pemilihan Umum (Pemilu), reksadana indeks diproyeksi menarik untuk dikoleksi hingga akhir tahun ini.
Namun, kinerja indeks saham yang kerap kali menjadi acuan reksadana indeks terlihat negatif di akhir Februari 2024. Per Jumat (23/2), LQ45 tercatat turun 0,83% secara year to date (YtD), IDX30 juga merosot 0,88%, dan SRI-KEHATI minus 0,85%.
Direktur Investasi BNI Asset Management (BNI AM) Putut Endro Andanawarih mengatakan, kinerja reksadana indeks akan tetap positif pada tahun ini, mengingat volatilitas pasar dari pemilu sudah berkurang, outlook tingkat suku bunga juga akan turun, dan diprediksi adanya pertumbuhan ekonomi yang solid.
“Selain itu juga diperkirakan adanya fundamental yang kuat untuk kriteria pemilihan konstituen dari produk-produk indeks kami,” ujar Putut kepada Kontan.co.id, Jumat (23/2).
Baca Juga: Tahun Pertama Berubah Nama, Dana Kelolaan Reksadana BRI-MI Naik 13% pada 2023
Putut mengatakan, kinerja reksadana indeks milik BNI AM sejauh ini masih cukup baik, di kisaran 5-6% secara year to date (YTD).
Adapun BNI AM sejauh ini memiliki produk reksadana indeks antara lain reksadana Indeks Pendapatan Tetap BNI-AM Short Duration Bonds Indeks, BNI-AM High Devidend20, BNI-AM Sri Kehati, BNI-AM Indeks Growth (BNI30G) dan BNI-AM Indeks IDX30 (BNI30).
Putut menyebutkan, pada tahun 2023, BNI-AM menerbitkan tiga reksadana indeks dan satu reksadana pendapatan tetap yang diperuntukkan kepada nasabah ritel sebagai solusi investasi nasabah, yang disesuaikan dengan profil risiko dan strategi investasinya.
Sementara itu, dari segi performa pada tahun ini, Putut menilai bahwa kinerja BNI AM masih akan bertumbuh positif karena didorong oleh sektor perbankan yang secara fundamental mencetak laba bersih yang tumbuh dengan kuat di 2024.
"Kami optimistis pada tahun 2024 ini kinerja masih akan bertumbuh positif, akan naik dibandingkan tahun sebelumnya," tandas Putu.
Baca Juga: Strategi di Tengah Ketidakpastian Suku Bunga, Sektor Saham Ini Bisa Jadi Pilihan
Selaras dengan hal itu, Direktur Panin Asset Management (AM), Rudiyanto juga mengatakan bahwa prospek reksadana indeks tetap menarik pada tahun 2024. Ada sejumlah sentimen yang mendukung kenaikan kinerja reksadana indeks ini.
Pertama, siklus kenaikan suku bunga acuan di negara maju, termasuk The Fed diperkirakan telah berakhir dan mulai menurun pada tahun ini. Kejelasan arah kebijakan moneter di negara maju tersebut mendorong meredanya ketidakpastian pasar keuangan global dan mengurangi tekanan pelemahan nilai tukar, termasuk Indonesia.
Kedua, pemilihan presiden periode selanjutnya juga masih akan menjadi perhatian investor, mengenai bagaimana program kerjanya dan susunan kabinet yang diusung. Ketiga, kenaikan konsumsi domestik dalam negeri juga akan menjadi sentimen positif bagi reksadana saham termasuk reksadana indeks.
“Sampai akhir tahun 2024, diprediksi reksa dana indeks masih memiliki peluang untuk bisa menghasilkan return yang positif,” ujar Rudiyanto kepada Kontan.co.id, Jumat (23/2).
Baca Juga: Reksadana Saham dan Pendapatan Tetap Diramal Bakal Laris, Ini Penyebabnya
Rudiyanto mencatat, dua produk reksadana indeks yang Panin Asset Management (Panin AM) kelola menorehkan return yang lebih tinggi dari indeks acuannya. Panin IDX-30 Kelas A menghasilkan return 6,04% pada 2023 dan Panin Sri Kehati Kelas A sebesar 6,90%.
Angka tersebut melampaui return indeks IDX30 sepanjang 2023 yang sebesar 1,45% dan indeks SRI-KEHATI sebesar 4,79%.
Sementara itu, selama Januari 2024, Panin IDX-30 Kelas A, menghasilkan return sebesar 0.17% dan Panin Sri Kehati Kelas A sebesar 0.90%.
Kemudian, return IDX-30 selama Januari 2024 tercatat turun 0,1%. Sedangkan Sri Kehati menghasilkan return sebesar 1,40%.
“Selanjutnya, secara YTD hingga 22 Feb 2024 kinerja dari reksadana indeks Panin IDX-30 Kelas A sebesar 2,96%, dan Panin Sri Kehati Kelas A kinerjanya 4,67%,” kata dia.
Rudiyanto menegaskan, bahwa sejatinya target pertumbuhan reksadana indeks yang dikelola Panin AM akan mengikuti kinerja dari benchmark-nya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News