Reporter: Djumyati Partawidjaja | Editor: Djumyati P.
Apakah misalnya sistem di China tidak memungkinkan?
Tapi dia juga kan harus jualan. Masalahnya pasarnya dari mana? Dia bisa saja terus produksi, tapi kalau enggak ada yang beli kan bagaimana?
Point-nya kan di situ. Sementara yang pasti di depan ini mereka akan bergulat dengan masalah dis-investasi.
Baca Juga: Jokowi putar otak selamatkan nasib karyawan selama wabah corona, ini 5 upayanya
Ada orang yang mengatakan recovery-nya akan seperti huruf V. Kalau dari titik ini saya saya percaya recovery-nya seperti huruf U, tapi U-nya itu panjang banget, sudah mirip L barangkali. Jadi turun ke suatu level, naik tapi ya sedikit.
Kalau kita bicara Indonesia, apakah dengan berbagi stimulusnya cukup?
Tidak usah ngomong cukup atau tidak, duitnya saja enggak ada juga. Saya cuma percaya bahwa pemerintah akan memberikan yang terbaik. Ya terbaiknya itu kalau duitnya terbatas ya kan tidak bisa mengharapkan banyak-banyak juga.
Tapi apakah stimulus-stimulus yang disiapkan pemerintah ini bisa cukup untuk mendongkrak perekonomian kita?
Berbeda mendongkrak ekonomi dan menahan untuk tidak jatuh lebih dalam. Kalau menurut saya sih dengan pemerintah mengakui dari 5% akan turun ke 2 sekian persen itu sudah pengakuan bahwa pokoknya kita maksimalkan upaya supaya tidak jatuh lebih dalam.
Itu saja saya rasa sudah bagus. Ya kalau kayak China dari 6% menjadi 1% kan itu parah. Ya kalau kita dari 5% menjadi 2,5% ya not bad sih sebenarnya. Kita dengan duit yang terbatas masih bisa segitu, menurut saya bagus banget.