kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Manulife Aset: Fundamental Perekonomian Indonesia Masih Terjaga


Selasa, 21 Mei 2024 / 15:22 WIB
Manulife Aset: Fundamental Perekonomian Indonesia Masih Terjaga
ILUSTRASI. Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) klaim penguatan pasar saham Asia didorong oleh optimisme penurunan suku bunga The Fed pada akhir tahun ini


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memandang penguatan pasar saham Asia salah satunya terbantu oleh optimisme penurunan suku bunga The Fed pada akhir tahun ini.

Seperti diketahui, The Fed mengindikasikan kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga dalam pertemuan terakhir, dan kebijakan selanjutnya menuju pemangkasan suku bunga.

Dari Indonesia, langkah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga sebesar 6,25% di akhir April 2024, dipandang sebagai kebijakan antisipatif dalam menciptakan bantalan bagi Rupiah jika sentimen risk-off global terus berlanjut. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kenaikan suku bunga dapat membantu memperlambat depresiasi nilai tukar Rupiah.

Senior Portfolio Manager Equity MAMI, Samuel Kesuma mengatakan, pasar saham akan mendapatkan dampak positif dari meningkatnya fokus bank sentral dalam menjaga stabilitas Rupiah. Fokus kebijakan BI saat ini adalah menjaga stabilitas rupiah.

“Kami melihat BI akan tetap mempertahankan suku bunga tinggi hingga terdapat pemangkasan suku bunga The Fed. Penurunan suku bunga BI yang prematur berpotensi menimbulkan risiko terhadap volatilitas Rupiah,” jelas Samuel dalam siaran pers, Selasa (21/5).

Baca Juga: Manulife Aset Tetap Optimistis di Pasar Saham, Jagokan Sektor Teknologi dan EBT

Menurut Samuel, ke depan yang akan menjadi perhatian adalah hingga berapa lama kondisi suku bunga tinggi ini akan bertahan.

Peluang The Fed dalam untuk menurunkan suku bunga tahun ini berarti membuka juga peluang BI untuk ikut menurunkan suku bunga yang dapat meminimalisir dampak dari kenaikan suku bunga yang telah terjadi.

Di tengah masih berlanjutnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan potensi tertundanya pemangkasan Fed Funds Rate yang berdampak negatif terhadap sentimen jangka pendek, fundamental Indonesia yang terjaga dapat mendukung selera investor untuk memilih Indonesia sebagai tujuan investasi.

Lebih lanjut, Samuel bilang, fundamental perekonomian yang terjaga dan valuasi yang rendah membuka peluang bagi investor yang ingin berinvestasi dini memanfaatkan kondisi menjelang akhir siklus kenaikan suku bunga.

Arah kebijakan ekonomi pemerintahan baru serta pilihan kabinet yang kredibel juga dapat menjadi katalis positif ke depannya.

Samuel menambahkan, dampak dari suku bunga terhadap kondisi fundamental emiten akan tergantung pada kondisi finansial di masing-masing emiten, seperti tingkat utang, jenis utang (floating atau fixed) dan rencana belanja modal ke depan.

Baca Juga: Manulife Aset Manajemen Indonesia Raih Dua Penghargaan dari Asia Asset Management

Untuk peluang di pasar saham, manajer investasi dapat memanfaatkan peluang di sektor-sektor yang pendapatannya dalam mata uang dolar AS dan perusahaan dengan utang yang lebih terbatas. Adapun MAMI memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa mencapai level 7.800 di akhir tahun 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×