Sumber: Antara,AFP | Editor: Yudho Winarto
NEW YORK. Wall Street melanjutkan penguatannya di hari kedua berturut-turut pada Rabu (Kamis pagi WIB). Lantaran, investor mengambil pandangan positif atas kenaikan harga minyak dan potensi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS).
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 145,46 poin (0,82 %) menjadi berakhir di 17.851,51. Indeks berbasis luas S&P 500 bertambah 14,48 poin (0,70 %) menjadi ditutup pada 2.090,54, sementara indeks komposit Nasdaq menguat 33,84 poin (0,70 %) pada 4.894,89.
Saham-saham berbasis energi memimpin penguatan menyusul harga minyak berakhir pada level tertinggi tahun ini, yakni sedikit di bawah US$ 50 per barel. Selanjutnya, saham-saham berbasis perbankan turut menopang penguatan sejalan prospek Federal Reserve yang bisa segera menaikkan suku bunga acuannya.
"Pasar sedang merangkul gagasan bahwa jika The Fed bergerak pada Juni atau Juli, pasar 'bullish' (bergairah) dapat berlanjut, karena kami memiliki perekonomian yang sedang tumbuh pada kecepatan moderat," kata Alan Skrainka, kepala investasi di Cornerstone Wealth Management.
Saham Citigroup naik 2,4 %, sekalipun regulator AS mengumumkan denda 425 juta dolar AS atas tuduhan bank bersangkutan berusaha untuk memanipulasi Libor dan tolok ukur keuangan terkemuka lainnya.
Raksasa minyak ExxonMobil dan Chevron masing-masing naik 0,7 % dan 1,6 %, karena mereka membalikkan upaya-upaya para pemegang saham untuk memaksa mereka untuk mengambil tindakan lebih lanjut tentang perubahan iklim.
Perusahaan minyak kelas menengah Marathon Oil dan Anadarko Petroleum naik hampir empat % didukung oleh harga minyak yang lebih tinggi.
Saham-saham teknologi juga umumnya lebih tinggi, dengan Apple menguat 1,8 %, Microsoft naik 1,0 % dan Netflix bertambah 2,4 %.
Hewlett Packard Enterprises melonjak 6,8 % setelah mengumumkan akan melakukan "spin off" atau pemisahan dan menggabungkan layanan bisnis perusahaan ke dalam Computer Sciences Corp. dalam sebuah kesepakatan senilai 8,5 miliar dolar AS.
Saham Computer Sciences melonjak 42,1 %, karena mengatakan merger tersebut akan menciptakan salah satu perusahaan layanan teknologi informasi terbesar di dunia, dengan lebih dari 5.000 pelanggan di 70 negara.
Raksasa daring atau online China, Alibaba, merosot 6,8 % setelah mengungkapkan bahwa regulator sekuritas AS sedang menyelidiki akuntansi perusahaan untuk kemungkinan pelanggaran hukum sekuritas AS. Yahoo, yang memegang sebagian besar saham Alibaba, kehilangan 5,2 %.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
