kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.708.000   17.000   1,01%
  • USD/IDR 16.350   -10,00   -0,06%
  • IDX 6.783   -11,99   -0,18%
  • KOMPAS100 1.007   -3,08   -0,31%
  • LQ45 779   -3,58   -0,46%
  • ISSI 211   0,56   0,27%
  • IDX30 404   -2,21   -0,54%
  • IDXHIDIV20 487   -4,37   -0,89%
  • IDX80 114   -0,22   -0,20%
  • IDXV30 119   -1,01   -0,84%
  • IDXQ30 132   -1,02   -0,76%

Maksimalkan Gas Alam Cair, Simak Rekomendasi Perusahaan Gas Negara (PGAS)


Senin, 17 Februari 2025 / 20:57 WIB
Maksimalkan Gas Alam Cair, Simak Rekomendasi Perusahaan Gas Negara (PGAS)
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) Arief Setiawan Handoko.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) masih terdepan di sektor minyak dan gas alam (migas). Inisiatif untuk meningkatkan volume LNG dapat membuka kesempatan untuk PGAS menyesuaikan margin distribusi gas jadi lebih tinggi.

Analis Maybank Sekuritas Indonesia Hasan Barakwan memandang positif PGAS karena merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PGAS juga pemimpin pasar distribusi gas di Indonesia dengan pangsa pasar sekitar 91% per September 2024.

Dengan jaringan pipa gas dan minyak sepanjang 13.458 km, PGAS melayani berbagai industri (misalnya tenaga listrik, makanan, dan kimia) dan tengah berkembang untuk mencakup rumah tangga.

Maybank Sekuritas memperkirakan volume penjualan gas PGAS sebesar 1,7% CAGR untuk 2023 - 2026 menjadi 876 BBTUD. Selain itu, harga jual rata-rata atau Average Selling Price (ASP) gas diharapkan sedikit meningkat dari US$ 7,9 pada 2024 menjadi US$ 8,06 per Mmbtu pada 2025 karena peningkatan camputan LNG dari 3% menjadi 5%.

Campuran Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas alam cair yang lebih tinggi dalam pasokan gas dapat mengimbangi penurunan volume sumber gas konvensional PGAS. Kontribusi LNG terhadap pasokan gas PGAS secara keseluruhan diperkirakan meningkat secara signifikan, dari 3% pada 2024 menjadi 7% pada 2025 dan 12% pada tahun fiskal 2026.

Baca Juga: Harga Gas HGBT Berpotensi Naik, Simak Rekomendasi Saham Perusahaan Gas Negara (PGAS)

‘’PGAS semakin bergantung pada LNG untuk mengatasi kesenjangan pasokan dan memenuhi permintaan. Kami berharap perubahan ini dapat meningkatkan profil margin PGAS, menyediakan penyangga terhadap tantangan dari basis pasokan konvensionalnya,’’ kata Hasan dalam riset 4 Februari 2025.

Selain itu, Hasan menilai bahwa PGAS memiliki tiga proyek yang direncanakan untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang. Pertama, jaringan pipa gas Tegal-Cilacap sepanjang 116 km, kedua jaringan pipa transportasi minyak CIkampek Plumpang sepanjang 96 km, dan ketiga adalah hub LNG di Arun.

Maybank Sekuritas memperkirakan pendapatan PGAS sebesar US$ 2,90 miliar dan US$ 2,97 miliar pada 2025 dan 2026. Sedangkan, laba bersih PGAS diperkirakan tumbuh moderat masing-masing 1,9% yoy dan 1,8% yoy, terutama didorong oleh peningkatan spread distribusi gas, yang diproyeksikan naik menjadi US$ 1,74 per mmbtu pada 2025 dan US$ 1,8 per mmbtu pada 2026 dari USD1,63 per mmbtu pada 2024.

Analis Ciptadana Sekuritas Arief Budiman masih memantau lebih lanjut prospek kinerja PGAS. Hal itu karena keputusan terkait kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) belum diumumkan sepenuhnya oleh pemerintah.

Pemerintah akan memperpanjang program subsidi HGBT dan kemungkinan akan menaikkan harga gas HGBT menjadi US$ 6,5 per mmbtu untuk penggunaan material industri dan US$ 7 per mmbtu untuk pembangkit listrik. Ini artinya program subsidi HGBT akan diperpanjang yang berakhir pada akhir 2024 lalu dengan harga yang lebih rendah sebesar US$ 6 per mmbtu.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan dari Analis untuk Perdagangan Senin (17/2)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa kenaikan tersebut sejalan dengan antisipasi kenaikan harga gas alam global. Tujuh subsektor industri akan tetap diuntungkan dari harga gas yang didiskon, termasuk industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.

Bagi PGAS, naiknya harga HGBT dapat berdampak pada profitabilitas karena pelanggan akan membeli dengan harga sedikit lebih mahal. Arief melihat, di tengah keterlambatan keputusan pemerintah, sejak awal tahun ini pengguna gas bahkan telah membeli gas pada harga komersil US$ 16,77 per mmbtu.

‘’Kami mempertahankan Hold untuk PGAS dengan potensi peningkatan, sambil menunggu penerbitan keputusan baru yang memperpanjang kebijakan HGBT,’’ jelas Arief dalam riset 24 Januari 2025.

Selain itu, Arief berpendapat bahwa strategi PGAS meningkatkan porsi LNG dapat mendukung margin perusahaan. Situasi defisit gas yang berkepanjangan sebelumnya telah berdampak negatif pada volume distribusi PGAS, namun PGAS telah mampu menggunakan LNG sebagai pasokan alternatif.

PGAS telah menyadari defisit pasokan gas terutama di provinsi Jawa Barat karena beberapa lapangan dengan aliran gas yang berkurang, termasuk Blok Corridor, PEP South Sumatra, PEP West Java, PHE Jambi Merang.

Perusahaan Gas Negara (PGN) berencana untuk meningkatkan porsi LNG menjadi 20% (sekitar 143 BBTUD) dari total volume untuk memenuhi kelebihan permintaan atas kuota pelanggannya. Hal ini meningkatkan margin distribusi PGAS sebesar US$ 2,2 per mmbtu pada kuartal ketiga 2024 dan margin distribusi di atas US$ 2 per mmbtu kemungkinan bertahan bertahan pada kuartal-kuartal berikutnya karena masih defisit pasokan gas.

Soal kasus PGAS dengan Gunvor, Arief menyebutkan, manajemen PGAS telah memberikan informasi terkini bahwa perusahaan telah mematuhi semua persyaratan dan menunjuk seorang ketua arbitrator. Namun hasil arbitrase yang merugikan patut diantisipasi yang dapat menekan kinerja PGAS.

Hasan menambahkan, saham PGAS juga menarik karena potensi pembagian dividen yang diproyeksi sebesar Rp 251 dan Rp 260 untuk 2025 dan 2026, yang berarti yield dividen masing-masing sebesar 11,3% dan 11,5%. Hanya saja, perlu diwaspadai risiko sengketa hukum dengan Gunvor dan penyerapan volume distribusi yang lebih rendah karena harga lebih tinggi dapat menekan kinerja PGAS.

Dengan berbagai faktor tersebut, Hasan merekomendasikan Buy untuk PGAS dengan target harga sebesar Rp 2.000 per saham. Sedangkan, Arief menyarankan Hold untuk PGAS dengan target harga sebesar Rp 1.650 per saham.

Baca Juga: Selektif Memilih Saham Blue Chip, Simak Rekomendasi Analis Berikut Ini

Selanjutnya: Menilik Prospek Elang Mahkota Teknologi (EMTK) yang Rajin Akumulasi Saham SCMA

Menarik Dibaca: Tips Aman Lakukan Pembayaran via QRIS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×