Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak masih menguji kekuatan. Kemarin, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2018 di New York Mercantile Exchange kembali mencapai titik tertinggi sejak Desember 2014.
Kamis (29/6), harga minyak mencapai US$ 73,45 per barel, menguat 0,95% jika dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya. Hari ini, harga minyak terkoreksi ke US$ 73,37 per barel.
Meski terkoreksi dari posisi kemarin, harga minyak tercatat menguat 7% dalam sepekan terakhir. Bahkan, harga minyak melonjak 23,49% secara year to date (ytd).
Harga minyak brent untuk pengiriman Agustus 2018 di ICE Futures kemarin menguat 0,30% ke level US$ 77,85 per barel. Harga minyak ini naik 6,57% dalam sepekan. Secara year to date, harga minyak brent menguat 19,55%.
Pekan ini, Amerika Serikat (AS) mendorong negara-negara lain untuk menghentikan impor minyak mentah dari Iran. Ini adalah upaya AS untuk kembali menerapkan sanksi ekonomi terhadap Iran.
AS menargetkan, Iran tidak lagi mengekspor minyak mentah pada November 2018. Hingga kemarin, China yang merupakan pembeli terbesar minyak Iran tidak sepakat dengan posisi AS.
"Sanksi ini berupaya mengisolasi Iran dan berpotensi menurunkan pasokan global. Jika AS menutup pasokan Iran dari pasar, maka pasokan global berkurang dan tentu mendorong harga minyak naik," kata Mark Watkins, regional investment strategist US Bank Wealth Management kepada Reuters.
Gangguan pasokan yang terjadi di Kanada, Libya, dan Venezuela turut menyulut kenaikan harga minyak beberapa waktu terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News