kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Tren naik, harga minyak mentah bisa tembus US$ 80 sebarel?


Rabu, 27 Juni 2018 / 20:32 WIB
Tren naik, harga minyak mentah bisa tembus US$ 80 sebarel?
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak terus menanjak usai pertemuan OPEC yang selama ini dinanti pasar. Sentimen positif terus berdatangan sehingga harga kembali bertengger di atas US$ 71 per barel.

Teranyar, ialah imbauan Amerika Serikat (AS) kepada negara-negara sekutunya untuk menghentikan impor minyak mentah Iran secara total mulai 4 November nanti. Imbauan ini tercetus di tengah pasar masih diselimuti kekhawatiran potensi kekurangan suplai global lantaran produksi Libya, Kanada, dan Venezuela yang mandek. Alhasil, harga minyak kembali reli.

Putusan OPEC untuk menaikkan produksiĀ  juga tidak membuat harga melempem sejauh ini.

Meski demikian, Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar ragu, harga minyak mentah bisa terbang menyentuh US$ 80 per barel pada tahun ini. Pasalnya, Deddy melihat, saat ini Arab Saudi dan Rusia berpeluang besar mengerek produksi minyak pascaputusan OPEC, meski belum tetap jumlahnya.

Belum lagi, AS juga masih berpotensi terus menggenjot produksi seperti yang dilakukannya sepanjang tahun ini. "Dengan ketiga negara tersebut meningkatkan produksi, tak menutup kemungkinan bisa terjadi oversupply lagi di pasar global yang akan menekan harga," ujar Deddy, Rabu (27/6). Kondisi itulah yang diprediksinya bakal menahan laju harga minyak.

Sementara, analis Monex Investindo Faisyal, tak menutup potensi harga minyak naik menembus US$ 80 per barel, seperti yang pernah diharapkan Arab Saudi. Namun, tetap harus diingat bahwa perang dagang yang masih bergulir berpotensi merusak permintaan pasar ke depan.

"Apalagi, Amerika Serikat tampaknya tak ingin harga minyak naik lebih tinggi lagi," kata Faisyal.

Deddy memproyeksi, harga minyak bisa saja menyentuh US$ 80 per barel pada tahun depan. Hal ini seiring dengan pulihnya perenomian negara-negara, selesainya persoalan Brexit dan tercapainya inflasi zona Euro. "Permintaan minyak global pun akan semakin tinggi lagi," tuturnya.

Mengutip Bloomberg, Rabu (27/6) pukul 17.30 WIB, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Agustus 2018 di Nymex-AS naik 0,82% menjadi US$ 71,11 per barel. Dalam sepekan, harga minyak terus menanjak sebesar 8,22%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×