Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto
Ramah lingkungan
Peluang penguatan harga batubara didukung munculnya teknologi baru dalam pengolahan batubara yang lebih ramah lingkungan. Teknologi ini diyakini bisa mengurangi kadar emisi karbon dari pembakaran batubara.
Di Indonesia, teknologi tersebut juga mulai berkembang. Dengan teknologi tersebut, 100.000 ton batubara bisa diubah jadi gas 3.600 juta british thermal unit (mmbtu) per hari. Cuma teknologi ini memang masih terkendala biaya.
Maklum, untuk menghasilkan gas sejumlah itu, dibutuhkan biaya Rp 13 triliun. Tapi harga jual produk turunan ini mencapai US$ 4-US$ 5 per mmbtu.
Secara teknikal, Deddy bilang, harga batubara ada di atas moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. MACD berada di area positif level 0,92 dan RSI di level 51. Hanya saja stochastic yang di area overbought di level 82.
Pada Selasa (31/1), Deddy memperkirakan harga batubara bergerak terbatas di kisaran US$ 81,7-US$ 81,5 per ton. Sepekan ke depan, harga akan bergerak antara US$ 83,4-US$ 80,5 per ton.
Ibrahim menghitung harga batubara akan melemah di kisaran US$ 82,1-US$ 83,7 per ton. Sepekan ke depan harga akan kembali menguat dan bergerak antara US$ 81,7- US$ 84,5 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News