kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lewat Mitratel, Telkom berencana beli 3.000 menara Indosat


Senin, 19 Agustus 2019 / 16:07 WIB
Lewat Mitratel, Telkom berencana beli 3.000 menara Indosat
ILUSTRASI. Menara BTS Telkomsel


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, Nur Qolbi, Titis Nurdiana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM, anggota indeks Kompas100) berencana membeli 3.000 menara dari PT Indosat Tbk (ISAT, anggota indeks Kompas100).

Direktur Keuangan Telkom Harry Mozarta Zen mengatakan, pembelian ini dilakukan melalui salah satu anak usahanya, yakni PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel.

Baca Juga: Prospek jangka panjang cerah, ini rekomendasi analis untuk saham PTPP

Nantinya, sebanyak 3.000 menara telekomunikasi tersebut juga akan menjadi aset Mitratel. Sebagai informasi, Mitratel adalah penyedia menara pemancar telekomunikasi dan infrastruktur bagi beberapa operator telekomunikasi di Indonesia. Menurut Harry, saat ini Mitratel memiliki 12.000-13.000 menara telekomunikasi.

Saat ditanya lebih detail terkait proses jual beli menara ini, Harry enggan menjelaskan lebih lanjut. 

“Ada confidential agreement dengan pihak penjual. Jadi, tidak ada yang bisa saya sampaikan lebih dari itu,” kata dia di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (19/8).

Sebelumnya, ISAT memang dikabarkan akan menjual 3.000 unit menara telekomunikasi. Deal Street Asia mengutip sumber yang mengetahui rencana ini melaporkan, nilai yang diincar dari penjualan menara ini sebesar US$ 300 juta atau Rp 4,27 triliun (kurs Rp 14.227 per dollar AS).

Baca Juga: BEI beri subsidi ke anggota bursa untuk kembangkan fasilitas tampilan notasi khusus

ISAT menetapkan harga penjualan rata-rata US$ 100.000 - US$ 200.000 untuk satu unit menara. Kisaran harga ini tergantung dengan lokasi, masa sewa, dan aspek-aspek lain dari menara tersebut.

Saat dikonfirmasi Kontan.co.id, manajemen ISAT belum mau memberi komentar detail mengenai kabar penjualan menara tersebut. Yang jelas, Group Head Corporate Communications ISAT Turina Farouk mengatakan, penjualan aset menara merupakan salah satu opsi pendanaan untuk ISAT. 

“Namun, saat ini, opsi tersebut masih sedang dalam kajian. Apabila sudah ada informasi lebih lanjut akan kami sampaikan kepada khayalak umum,” kata dia, Selasa (9/7).

Baca Juga: Jasnita Telekomindo (JAST) sudah serap hampir semua dana IPO

Tak cuma itu, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR, anggota indeks Kompas100), melalui anak usahanya PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), juga dikabarkan tertarik untuk mengakuisisi sejumlah menara milik Indosat Ooredoo.

Mengutip dealstreetasia.com, tiga orang sumber yang mengetahui detil rencana ini membisikkan, proses due diligence atas rencana tersebut tengah berlangsung. Bahkan, jika tidak ada hambatan berarti, transaksi yang melibatkan anak usaha Grup Djarum tersebut ditargetkan bakal kelar pada akhir tahun ini.

Baca Juga: Menelisik dampak pemangkasan suku bunga acuan BI

Sebelumnya, dealstreetasia.com memberitakan, Indosat Ooredoo saat ini tengah menjajaki penjualan 3.000 menara miliknya dengan sejumlah investor. Untuk aksi korporasi ini, Indosat dibantu JP Morgan sebagai penasihat keuangan. Informasi saja, perusahaan saat ini memiliki sekitar 8.000 menara.

Salah satu sumber membisikkan, meski belum bisa diprediksi seberapa besar nilai transaksi tersebut, namun total valuasinya diramal mencapai US$ 300 juta. Hal ini dengan mempertimbangkan nilai rata-rata dari setiap menara yang berkisar antara US$ 100.000 hingga US$ 200.000.

Sang sumber juga bilang, setelah proses penjualan selesai, Indosat akan tetap menjadi penyewa menara tersebut. Itu sebabnya, nilai valuasi tower juga sangat tergantung dari proposal sewa menyewa yang diajukan Indosat. Saat ini, Indosat tengah mempelajari, menara mana yang akan dilego nantinya.

Penjualan menara diyakini merupakan strategi Indosat untuk memenuhi persyaratan capital expenditure atau modal kerja.

Pada Mei 2019, Indosat melaporkan memiliki beberapa opsi mendapatkan dana eksternal untuk kebutuhan capex senilai US$ 2 miliar dalam tiga tahun ke depan.

Beberapa strategi yang dipertimbangkan antara lain merilis obligasi atau menerbitkan rights issue, mendapatkan tambahan modal dari pemegang saham, atau menjual menara telekomunikasi miliknya.

Baca Juga: Ingin jadi peserta Public Expose Live 2019 lewat webinar BEI, ini caranya

Kepada dealstreetasia.com, Turina Faroukmengatakan, perusahaan tidak akan memberikan pernyataan atas rumor yang beredar di market. "Indosat akan fokus untuk meningkatkan kinerja perusahaan, termasuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen," tambah Turina.

Sedangkan Juru Bicara Telkom mengatakan perusahaan belum mengambil keputusan apapun terkait akuisisi menara Indosat. "Perusahaan akan mengumumkan setiap aksi korporasi yang dilakukan sesuai regulasi yang berlaku," demikian pernyataan Telkom.

Sementara itu, Kontan.co.id juga telah menghubungi Adam Ghifari, wakil direktur TOWR. Saat dimintai konfirmasinya mengenai hal ini, Adam hanya bilang, "Kami ngobrol setiap hari dengan semua operator. Sisanya terkait akuisisi saya no comment dulu ya."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×