kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.211   70,15   0,98%
  • KOMPAS100 1.108   13,11   1,20%
  • LQ45 880   13,40   1,55%
  • ISSI 221   1,38   0,63%
  • IDX30 450   7,23   1,63%
  • IDXHIDIV20 541   6,43   1,20%
  • IDX80 127   1,62   1,29%
  • IDXV30 135   0,66   0,50%
  • IDXQ30 149   1,87   1,27%

Lelang SUN pada Selasa (17/10) Diramal Sepi Peminat, Ini Alasannya


Senin, 16 Oktober 2023 / 08:15 WIB
Lelang SUN pada Selasa (17/10) Diramal Sepi Peminat, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Obligasi.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan masih sepi peminat pada Selasa (17/10) pekan depan. Pasar masih diliputi berbagai sentimen negatif yang berpotensi mencatat penawaran lelang lebih rendah.

Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi Riawan memperkirakan, penawaran masuk pada lelang SUN pekan depan masih akan rendah. Minat investor masih dipengaruhi sentimen negatif akibat lonjakan yield obligasi AS yang mencapai level tertinggi.

“Kenaikan yield obligasi AS menimbulkan kekhawatiran akan inflasi dan pengetatan kebijakan moneter di Amerika. Itu berpotensi menarik aliran modal keluar dari pasar negara berkembang termasuk Indonesia,” ujar Reza saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (13/10).

Pada lelang SUN Selasa (3/10), Kementerian Keuangan menerima penawaran masuk Rp 22,42 triliun, turun dari nilai lelang sebelumnya Rp 28,79 triliun. Lelang sukuk juga terpantau rendah yang mencatat penawaran hanya Rp 10,75 triliun pada Selasa (10/10) dari sebelumnya sebesar Rp 27,78 triliun, sekaligus penawaran terendah selama lelang SBN ataupun SBSN di sepanjang tahun ini.

Baca Juga: Pekan Kedua Oktober 2023, Arus Modal Asing Hengkang Rp 4,32 Triliun

Reza menambahkan, dari dalam negeri pun kurang mendukung akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang kian mendekati level Rp 16.000 saat ini. Pelemahan rupiah menambah tekanan bagi investor asing yang memiliki obligasi SUN dalam mata uang rupiah karena berisiko mengalami kerugian kurs, jika mereka menjual obligasi tersebut.

Investor juga diperkirakan bersikap wait and see karena menanti arah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) tanggal 18-19 Oktober 2023.

Pasar masih diliputi sentimen ketidakpastian terkait arah suku bunga BI yang berpotensi ditingkatkan untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan inflasi, atau mempertahankan suku bunga di level 5,75% untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Faktor teknis turut berpengaruh yang berasal dari terbatasnya likuiditas di pasar uang dan pasar obligasi karena pembayaran kupon dan pokok obligasi pemerintah pada awal Oktober sebesar Rp 40 triliun. Selain itu, likuiditas juga terbatas karena adanya penyerapan dana oleh pemerintah untuk membiayai defisit anggaran.

Walaupun demikian, Reza melihat, pasar surat utang Indonesia masih memiliki ruang untuk memberikan imbal hasil yang lebih tinggi bagi investor yang bersedia menanggung risiko kurs dan suku bunga.

Di sisi lain, pasar obligasi Amerika juga mengalami tekanan akibat ekspektasi naiknya suku bunga dan inflasi AS, yang mendorong investor menjual obligasi dan beralih ke aset lebih menguntungkan.

Menurut Reza, penawaran masuk pada lelang SUN hingga akhir tahun diperkirakan akan cenderung stabil atau sedikit menurun dibandingkan dengan lelang-lelang sebelumnya. Hal ini karena faktor-faktor global dan domestik masih memberikan tekanan bagi permintaan obligasi pemerintah

“Namun, saya juga melihat bahwa obligasi pemerintah masih memiliki daya tarik bagi investor karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasar obligasi AS dan negara-negara tetangga,” imbuh Reza.

Baca Juga: Inflasi AS Masih Kuat, Ini Dampaknya Bagi Pasar Obligasi

Reza mencermati yield dimenangkan dalam lelang SUN pekan depan bakal lebih tinggi dibandingkan lelang sebelumnya. Hal tersebut karena adanya tren kenaikan yield SUN di pasar sekunder yang mencerminkan penurunan minat investor terhadap obligasi tersebut.

Imbal hasil atau yield obligasi Indonesia tenor 10 tahun naik 0,78% ke level 6,7%. Kenaikan yield ini juga sejalan dengan kenaikan yield obligasi AS tenor 10 tahun yang naik 0,08% ke level 4% pada pekan ini.

“Kenaikan yield ini menunjukkan bahwa investor meminta imbal hasil yang lebih tinggi untuk membeli obligasi pemerintah Indonesia dan AS di tengah ketidakpastian global,” jelas Reza.

Adapun pemerintah mematok target indikatif lelang sebesar Rp 19 triliun – Rp 28,5 triliun pada Selasa (17/10). Terdapat enam surat utang yang ditawarkan yakni SPN03240117, SPN12241017, FR0095, FR0100, FR0098, FR0097 serta FR0089.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×