kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kembali Incar Tenor Menengah, Investor Masih Ramai Ikuti Lelang SUN, Selasa (27/6)


Rabu, 28 Juni 2023 / 06:30 WIB
Kembali Incar Tenor Menengah, Investor Masih Ramai Ikuti Lelang SUN, Selasa (27/6)
ILUSTRASI.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor masih ramai mengikuti lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (27/6). Seri dengan jangka waktu menengah menjadi incaran investor.

Head of Fixed Income Bank Negara Indonesia (BNI) Fayadri melihat, penawaran masuk (incoming bids) pada lelang kali ini masih cukup tinggi. Meskipun secara nominal penawaran jauh lebih rendah dibandingkan lelang SUN dua pekan sebelumnya.

Berdasarkan laman resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, total penawaran yang masuk pada lelang SUN tanggal 27 Juni 2023 sebesar Rp 37,56 triliun. Angka itu lebih rendah dibandingkan jumlah penawaran masuk pada hasil lelang SUN sebelumnya yang senilai Rp 76,24 triliun.

Baca Juga: Minat Lelang SUN Turun Jelang Libur Panjang Idul Adha, Berikut Catatan DJPPR

Fayadri menjelaskan, penawaran masuk pada lelang kemarin sebesar 250,42% dari target indikatif yang ditetapkan DJPPR sebesar Rp 15 triliun, bahkan masih jauh di atas target maksimal sebesar Rp 22,5 triliun.

“Jadi, sebenarnya minat investor terhadap lelang SUN masih sangat tinggi. Hal ini terlihat pada kenaikan harga SUN di sore hari setelah hasil lelang diumumkan,” kata Fayadri kepada Kontan.co.id, Selasa (27/6).

Kalau Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengamati, penurunan minat lelang SUN pekan ini karena pelaku pasar bersikap hati-hati jelang libur panjang idul adha. Di sisi lain, pernyataan The Fed yang masih hawkish telah menyebabkan ketidakpastian global meningkat.

“Hal itu menciptakan ketidakpastian pasar, maka kehati-hatian pun meningkat,” ujar Ramdhan kepada Kontan.co.id, Selasa (27/6).

Baca Juga: Besaran Kupon ORI023 Masih Lebih Menarik Dibandingkan Deposito

Fayadri mencermati, mulai meredanya tekanan kenaikan suku bunga dibanding tahun lalu, telah membuat investor mulai mengubah strategi pengelolaan portofolio mereka dari durasi pendek ke menengah.

Seri FR0096 (tenor 10 tahun) dan FR0098 (tenor 15 tahun) masih menjadi seri favorit yang diburu investor pada lelang kali ini. Hasil tersebut sama seperti pada beberapa pelaksanaan lelang sebelumnya.

“Jika tahun lalu,  investor memilih surat utang dengan jangka 5 tahun dan 10 tahun, sekarang mulai bergeser ke tenor 10 dan 15 tahun,” ungkap Fayadri.

Sementara, agresivitas investor serta pergerakan yield pada lelang kemarin dianggap masih wajar, sesuai dengan fundamental domestik Indonesia dan sentimen global saat ini.

Baca Juga: Penawaran Rp 37,56 Triliun, Pemerintah Menyerap Rp 14 Triliun di Lelang SUN Hari Ini

Menurut Fayadri, pasar obligasi baik domestik maupun global masih akan dibayangi oleh faktor global, khususnya terkait kebijakan suku bunga The Fed.  Meskipun pada pertemuan tanggal 15 Juni lalu Bank Sentral AS memutuskan untuk menahan suku bunga, namun komentar hawkish dari Jerome Powell terkait masih adanya potensi kenaikan suku bunga kembali memberikan tekanan terhadap pasar surat utang.

Terkhusus pasar surat utang Indonesia, dalam 2 minggu terakhir terlihat adanya peningkatan risk averseness dari investor yang diindikasikan dengan kenaikan pada CDS Indonesia. CDS 5 tahun sekarang di level 90.46 (15 Juni 2023 di 82,30). Sementara CDS 10 tahun di 156.01 (15 Juni 2023 di 144,87).

Padahal, Fayadri berujar, dari dalam negeri sebenarnya fundamental Indonesia sangat bagus untuk memberikan sentimen positif terhadap pasar obligasi. Fundamental yang bagus ini utamanya terlihat dari kinerja makroekonomi yang kuat, didukung penerapan kebijakan moneter dan fiskal secara berhati-hati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×