Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pemerintah akan kembali melelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk pada Selasa (13/1). Dalam lelang perdana sukuk tahun ini, pemerintah menargetkan bisa menyerap dana sekitar Rp 2 triliun.
Pemerintah berniat menawarkan dua seri lawas project based sukuk (PBS) atau sukuk berbasis proyek. Yakni, PBS 006 (reopening) yang akan jatuh tempo 18 September 2020 dengan imbalan 8,25%. Serta seri PBS007 yang akan jatuh tempo 15 September 2040 dengan imbalan 9%.
Lelang ini juga menawarkan dua seri anyar. Pertama, seri PBS008 (new issuance) yang akan jatuh tempo pada 15 Juni 2016. Kedua, Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPN-S) 14072015 yang akan tempo pada 14 Juli 2015 dengan imbalan diskonto.
Lelang yang diselenggarakan Bank Indonesia sebagai Agen Lelang SBSN ini bersifat terbuka dengan menggunakan metode harga beragam atau multiple price. Adapun setelmen dijadwalkan pada 15 Januari 2015.
Fixed Income Analyst BNI Securities I Made Adi Saputra memperkirakan, investor masih akan menyerbu instrumen bertenor pendek, seperti SPNS 14072015. "Prospek sukuk masih menarik, tapi saya memperkirakan, mayoritas permintaan masih akan didominasi oleh SPN-S," kata Made, Jumat (9/1).
Menurut Made, masih tingginya fl uktuasi di pasar obligasi memicu investor memburu tenor pendek untuk mengurangi risiko. Saat pasar volatil, harga obligasi bertenor pendek tidak akan tertekan lebih dalam, apabila dibandingkan dengan tenor panjang.
Head of Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas Handy Yunianto memperkirakan pasar obligasi di awal tahun ini masih akan dibayangi volatilitas karena belum ada kepastian kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat alias Federal Reserve (The Fed).
Selain itu, investor memburu seri sukuk bertenor pendek. Itu lantaran lebih likuid dibandingkan obligasi berjangka waktu panjang.
Kendati demikian Made memperkirakan, investor juga masih akan masuk ke tenor panjang, seperti PBS007. Seri ini diincar investor jangka panjang, seperti dana pensiun dan asuransi.
Mereka mengincar tenor panjang karena imbalan seri ini cukup tinggi, yakni mencapai 9%. "Asuransi dan dana pensiun masuk dengan tujuan asset liabilities management," ujar Made.
Dia memprediksikan, sukuk seri PBS006 akan ditetapkan dengan yield yang berada di rentang 7,81%-7,87%. Kemudian, seri PBS007 akan ditetapkan dengan yield sekitar 8,65%-8,75% dan seri PBS008 antara 7,37%-7,43%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News