kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Lelang sukuk perdana membidik Rp 2 triliun


Sabtu, 10 Januari 2015 / 10:05 WIB
Lelang sukuk perdana membidik Rp 2 triliun
ILUSTRASI. Cokelat hitam adalah salah satu makanan penurun kolesterol alami.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemerintah akan kembali melelang surat berharga syariah negara  (SBSN)  atau sukuk pada Selasa (13/1). Dalam lelang perdana sukuk tahun ini, pemerintah menargetkan bisa menyerap dana sekitar Rp 2 triliun.

Pemerintah berniat menawarkan dua seri lawas project based sukuk (PBS) atau sukuk berbasis proyek. Yakni, PBS 006 (reopening) yang akan jatuh tempo 18 September 2020 dengan imbalan 8,25%. Serta seri PBS007 yang akan jatuh  tempo 15 September 2040 dengan imbalan 9%.

Lelang ini juga menawarkan dua seri anyar. Pertama, seri PBS008 (new issuance) yang akan jatuh tempo pada 15 Juni 2016. Kedua, Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPN-S) 14072015 yang akan tempo pada 14 Juli 2015 dengan imbalan diskonto.

Lelang  yang  diselenggarakan Bank  Indonesia sebagai Agen Lelang SBSN ini bersifat terbuka dengan menggunakan metode harga beragam atau multiple price. Adapun setelmen dijadwalkan pada 15 Januari 2015.

Fixed Income Analyst BNI Securities I Made Adi Saputra memperkirakan, investor masih akan menyerbu instrumen bertenor pendek, seperti SPNS 14072015.  "Prospek  sukuk masih  menarik,  tapi  saya memperkirakan, mayoritas permintaan masih akan didominasi oleh SPN-S,"  kata Made, Jumat (9/1).

Menurut Made, masih tingginya fl uktuasi di pasar obligasi memicu investor memburu tenor pendek  untuk mengurangi  risiko. Saat pasar volatil, harga obligasi bertenor pendek tidak akan tertekan lebih dalam, apabila dibandingkan dengan tenor panjang.

Head of Fixed Income Research  PT Mandiri Sekuritas Handy Yunianto memperkirakan pasar obligasi di awal tahun ini masih akan dibayangi volatilitas karena belum ada kepastian kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat  alias  Federal  Reserve (The Fed).

Selain itu,  investor memburu  seri  sukuk bertenor pendek. Itu lantaran lebih likuid dibandingkan  obligasi  berjangka waktu panjang.

Kendati  demikian  Made memperkirakan, investor juga masih akan masuk ke tenor panjang, seperti PBS007. Seri ini  diincar  investor jangka panjang, seperti dana pensiun dan asuransi.

Mereka  mengincar  tenor panjang karena imbalan seri ini cukup tinggi, yakni mencapai  9%.  "Asuransi  dan  dana pensiun masuk dengan tujuan asset liabilities management," ujar Made.

Dia memprediksikan, sukuk seri PBS006 akan ditetapkan dengan yield yang berada di rentang 7,81%-7,87%. Kemudian, seri PBS007 akan ditetapkan dengan yield sekitar 8,65%-8,75% dan seri PBS008 antara 7,37%-7,43%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×