kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.470.000   6.000   0,24%
  • USD/IDR 16.729   25,00   0,15%
  • IDX 8.697   10,21   0,12%
  • KOMPAS100 1.195   1,78   0,15%
  • LQ45 857   2,78   0,33%
  • ISSI 310   0,28   0,09%
  • IDX30 439   1,18   0,27%
  • IDXHIDIV20 508   2,96   0,59%
  • IDX80 134   0,36   0,27%
  • IDXV30 139   0,49   0,36%
  • IDXQ30 140   0,69   0,49%

​Emiten Ramai Buyback Saham, Ini Prospek KLBF, DEWA, dan AMRT Menurut Analis


Rabu, 17 Desember 2025 / 08:30 WIB
​Emiten Ramai Buyback Saham, Ini Prospek KLBF, DEWA, dan AMRT Menurut Analis
ILUSTRASI. ?Emiten Ramai Buyback Saham, Ini Prospek KLBF, DEWA, dan AMRT Menurut Analis. Jakarta (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Sejumlah emiten tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah ramai melakukan aksi buyback saham. Langkah ini dinilai menjadi sinyal positif terkait kondisi fundamental dan kekuatan neraca keuangan perusahaan, sekaligus membuka peluang kenaikan harga saham dalam jangka menengah.

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) baru-baru ini mengumumkan rencana buyback saham dengan nilai nominal maksimum Rp 250 miliar. Periode pelaksanaan buyback tersebut dimulai sejak hari ini hingga 15 Maret 2026.

Sementara itu, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) juga telah memasuki periode buyback saham sejak 19 November 2025 hingga 19 Februari 2026. Namun, manajemen DEWA memutuskan memangkas alokasi dana buyback dari sebelumnya Rp 1,7 triliun menjadi Rp 950 miliar, menyesuaikan kondisi dan kebutuhan perusahaan.

Tak ketinggalan, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) mengalokasikan dana hingga Rp 1,5 triliun untuk buyback saham. Aksi korporasi ini telah berjalan sejak 8 Desember 2025 dan akan berakhir pada 6 Maret 2026.

Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham dan Prospek Bukit Uluwatu (BUVA) Usai Akuisisi Aset Summarecon

Analis pasar modal Ekky menilai, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah berulang kali mencetak level tertinggi, masih terdapat saham-saham yang harga pasarnya belum sepenuhnya mencerminkan fundamental serta prospek jangka menengah dan panjang emiten.

Menurut Ekky, aksi buyback umumnya menjadi sinyal bahwa kondisi neraca perusahaan relatif sehat, dengan ketersediaan kas yang memadai. Dana tersebut dapat dialokasikan ke aktivitas non-operasional tanpa mengganggu likuiditas utama perusahaan.

“Dalam kondisi seperti ini, aksi buyback sering diikuti oleh pelaku pasar dan investor lain, sehingga dapat memperkuat tren kenaikan harga saham,” ujar Ekky, Selasa (16/12).

Tonton: AS Tinggal Selangkah Lagi Serang Venezuela, Pesawat Militer Sudah di Bandara Trinidad

Di sisi lain, Ekky menambahkan bahwa apabila pertumbuhan ekonomi nasional mulai stabil atau bahkan terakselerasi—yang ditandai dengan daya beli dan konsumsi masyarakat yang terjaga—kebutuhan emiten untuk melakukan buyback saham diperkirakan akan semakin berkurang.

Sejalan dengan itu, analis Nico mengingatkan investor yang tertarik pada saham-saham dengan aksi buyback agar tetap mencermati fundamental emiten serta potensi valuasi saham ke depan, bukan semata-mata mengikuti sentimen jangka pendek.

Dari sejumlah emiten yang aktif melakukan buyback belakangan ini, Ekky menilai KLBF, DEWA, dan AMRT relatif menarik untuk dicermati investor. Ia memproyeksikan saham KLBF berpotensi bergerak menuju kisaran Rp 1.500–Rp 1.600 per saham.

Sementara itu, saham AMRT diperkirakan mengarah ke area Rp 2.300–Rp 2.400 per saham, dan saham DEWA berpeluang menuju level Rp 800 per saham.


 

BPH Migas Proyeksikan Permintaan BBM Naik 3,2% Selama Libur Nataru

Selanjutnya: Ekspor Singapura Naik 11,6% pada November, Melampaui Perkiraan

Menarik Dibaca: Ramalan 12 Zodiak Keuangan dan Karier Hari Ini Rabu 17 Desember 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×