Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah tidak agresif memenangkan lelang surat utang syariah atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Hasil lelang yang diwarnai permintaan imbal hasil (yield) tinggi jadi faktor utama pemerintah menekan penerbitan pada lelang SBSN.
Mengutip data dari situs resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), hasil lelang SBSN hari ini (17/6) mendapat total penawaran sebesar Rp 2,71 triliun atau setara hampir dua kali lipat dari target indikatif pemerintah yang sebesar Rp 1,5 triliun.
Pada lelang kemarin pemerintah menawarkan tiga seri SBSN yakni dua seri lawas PBS005 dengan tenor 29 tahun dan PBS006 yang bertenor 6 tahun. Masing-masing seri mendapat kisaran yield antara 9,09%-9,75% dan 8,18%-8,75%.
Total penawaran yang masuk pada kedua seri ini sejumlah Rp 916 miliar. Meski demikian, pemerintah tidak memenangkan satu seri pun dari PBS005 maupun PBS006.
Seri lainnya merupakan seri dengan tenor pendek yang jatuh tempo pada 4 Desember 2014, SPN-S 04122014. Seri ini mendapat total penawaran terbanyak yang mencapai Rp 1,8 triliun. Adapun tingkat yield yang diminta sebesar 5,90% sampai 6,75%. SPN-S 04122014 merupakan satu-satunya seri yang dimenangkan pemerintah sebesar Rp 185 miliar.
Fixed Income Analyst BNI Securities, I Made Adi Saputra mengatakan minimnya total yang dimenangkan pemerintah cukup minim dibanding jumlah penawaran yang masuk. Namun, Made melanjutkan strategi pemerintah dalam lelang kemarin cukup tepat mengingat tingkat yield yang diminta investor cukup tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News