Reporter: Adi Wikanto, Dimas Andi | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Siap-siap, sejumlah saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terkena suspensi akan dibuka pada perdagangan pagi ini, Rabu 17 Desember 2025. Investor pemegang saham tersebut disarankan sell on strenght.
BEI mengumumkan akan membuka kembali suspensi atas empat saham yang sebelumnya dihentikan sementara perdagangannya. Keempat saham tersebut kini kembali dapat diperdagangkan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai sejak Rabu, 17 Desember 2025.
Saham-saham yang dimaksud yakni PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE), PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO), PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO), dan PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM).
Baca Juga: Emiten Ramai Buyback Saham, Ini Prospek KLBF, DEWA, dan AMRT Menurut Analis
Dalam pengumuman resminya, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menyampaikan bahwa suspensi atas perdagangan saham CARE di Pasar Reguler dan Pasar Tunai dibuka kembali mulai sesi I tanggal 17 Desember 2025. Kebijakan serupa juga berlaku bagi saham RLCO, NATO, dan AYAM.
Sebelumnya, perdagangan saham CARE, RLCO, dan NATO dihentikan sementara sejak 16 Desember 2025. BEI menerapkan suspensi tersebut dalam rangka cooling down, menyusul kenaikan harga yang dinilai terlalu cepat dan signifikan. Langkah ini bertujuan memberikan waktu yang memadai bagi investor untuk mempertimbangkan secara matang keputusan investasinya.
Saham CARE disuspensi setelah mencatat lonjakan harga sebesar 25% pada perdagangan Senin, 15 Desember 2025. Dalam kurun waktu satu bulan terakhir, saham emiten layanan kesehatan ini bahkan telah melesat hingga 122%.
Adapun saham RLCO mencuri perhatian pasar sejak penawaran umum perdana (IPO) pada 8 Desember 2025. Sejak IPO, harga saham RLCO tercatat sudah melonjak hingga 307%, sehingga mendorong BEI melakukan penghentian sementara perdagangan.
Sementara itu, saham NATO juga mengalami kenaikan signifikan. Dalam sepekan terakhir sebelum disuspensi, harga saham NATO naik sekitar 23%, dan secara bulanan melonjak hingga 71%.
Berbeda dengan ketiga saham tersebut, saham AYAM telah lebih dulu disuspensi sejak perdagangan 5 Desember 2025. BEI mengambil langkah ini karena adanya peningkatan harga kumulatif yang signifikan sebagai bentuk perlindungan bagi investor melalui mekanisme cooling down.
Pada transaksi terakhir sebelum suspensi, yakni 4 Desember 2025, saham AYAM tercatat melonjak tajam sebesar 21,88%.
Dengan dibukanya kembali suspensi ini, investor diharapkan tetap mencermati pergerakan harga serta memperhatikan keterbukaan informasi dari masing-masing emiten, mengingat volatilitas saham-saham tersebut masih berpotensi tinggi.
Tonton: Bantuan Asing Terus Berdatangan ke Aceh Meski Pemerintah Indonesia Belum Buka Akses
Rekomendasi saham
Praktisi Pasar Modal sekaligus Pendiri WH-Project, William Hartanto, menilai lonjakan harga saham-saham yang terkena suspensi sangat kental dengan unsur spekulasi, terutama pada saham IPO seperti RLCO. Menurutnya, pergerakan harga yang terlalu agresif tidak selalu mencerminkan kondisi fundamental perusahaan.
“Pergerakan harga sahamnya juga tidak selalu sejalan dengan kinerja fundamental,” ujar William, Selasa (16/12).
Ketika suspensi dibuka, William mengingatkan investor untuk tidak gegabah. Investor disarankan memantau apakah pergerakan harga masih terukur dari sisi support dan resistance, mencermati volume perdagangan, serta menilai kembali valuasi saham terkait.
Dengan karakter pergerakan yang spekulatif, William menyarankan investor menerapkan strategi sell on strength guna mengamankan keuntungan sekaligus mengantisipasi potensi koreksi tajam setelah suspensi dicabut
.
Selanjutnya: Akhirnya Diteken Presiden Prabowo, Begini Formula Kenaikan UMP 2026
Menarik Dibaca: Cerdas Mengonsumsi Informasi: Ini 5 Cara Menghadapi Berita Tanpa Dihantui Kecemasan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













