kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.470.000   6.000   0,24%
  • USD/IDR 16.703   -1,00   -0,01%
  • IDX 8.712   25,13   0,29%
  • KOMPAS100 1.196   1,90   0,16%
  • LQ45 855   0,64   0,07%
  • ISSI 312   1,72   0,55%
  • IDX30 438   0,03   0,01%
  • IDXHIDIV20 506   0,62   0,12%
  • IDX80 134   0,16   0,12%
  • IDXV30 138   -0,31   -0,23%
  • IDXQ30 139   0,26   0,19%

Panduan Investor: Rekomendasi Saham Emiten yang Buyback Jelang Akhir Tahun 2025


Rabu, 17 Desember 2025 / 07:04 WIB
Panduan Investor: Rekomendasi Saham Emiten yang Buyback Jelang Akhir Tahun 2025
ILUSTRASI. Ulasan buyback saham KLBF, GEMA, DEWA, JTPE, AMRT 2025?2026, faktor valuasi, kas internal, dan rekomendasi bagi investor


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun 2025, sejumlah emiten makin gencar lakukan rencana pembelian kembali atau buyback saham. Hal ini demi menstabilkan harga saham emiten yang bersangkutan.

Baru-baru ini, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berencana buyback saham dengan nilai nominal maksimum Rp 250 miliar. Periode buyback tersebut berlangsung mulai hari ini sampai 15 Maret 2026. 

Selain itu, ada PT Gema Grahasarana Tbk (GEMA) akan buyback maksimum Rp 7 miliar pada rentang 12 Desember 2025 sampai dengan 12 Maret 2026. Jumlah nominal saham yang akan dibeli GEMA tergantung pada harga saham di bursa.

Sementara itu, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) telah memasuki periode buyback saham pada 19 November 2025 hingga 19 Februari 2026. Namun, DEWA mengumumkan pemangkasan alokasi dana buyback saham dari sebelumnya Rp 1,7 triliun menjadi Rp 950 miliar.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Pilihan dari MNC Sekuritas untuk Hari Ini (17/12)

PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE) turut merencanakan buyback saham dengan anggaran yang disediakan sebanyak Rp 140 miliar. Periode buyback saham JTPE berlangsung dari 15 Desember 2025 sampai 6 Maret 2026.

Ada pula PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang merencanakan buyback saham dengan alokasi dana sebesar Rp 1,5 triliun. Proses buyback saham AMRT telah berlangsung dari 8 Desember 2025 dan berlanjut sampai 6 Maret 2026.

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan, terdapat dua faktor utama yang melatarbelakangi aksi buyback saham oleh sejumlah emiten akhir-akhir ini. Pertama, valuasi saham yang dinilai terlalu rendah oleh pihak manajemen emiten serta yang kedua adalah ketersediaan kas internal yang memadai dari pihak emiten.

Ekky menyebut, di tengah pergerakan IHSG yang sudah berkali-kali mencetak level tinggi, masih terdapat saham-saham tertentu yang belum sepenuhnya mencerminkan fundamental dan prospek jangka menengah atau panjang perusahaan.

"Buyback kemudian menjadi instrumen strategis untuk memberikan sinyal kepercayaan manajemen terhadap nilai intrinsik emiten, sekaligus membantu menstabilkan pergerakan harga saham di pasar," ungkap dia, Selasa (16/12/2025).

Ekky menambahkan, aksi buyback juga menjadi sinyal kondisi neraca emiten yang relatif sehat dengan ruang kas yang cukup untuk dialokasikan ke aktivitas non-operasional tanpa mengganggu likuiditas utama perusahaan.

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus menyampaikan, di atas kertas harga saham yang dibeli kembali oleh emiten berpeluang naik, terutama jika didukung oleh fundamental perusahaan yang kuat dan analisis teknikal yang menunjukkan sinyal positif.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Beli ESSA, UNVR dan ASRI pada Hari Ini (17/12)

"Dalam kondisi tersebut, aksi buyback sering diikuti oleh pelaku pasar dan investor lain, sehingga memperkuat tren kenaikan harga saham," tutur dia, Selasa (16/12).

Untuk tahun depan, Nico memperkirakan tren aksi buyback saham oleh emiten di bursa akan bergantung pada kondisi makroekonomi nasional. Jika pertumbuhan ekonomi nasional mulai stabil atau bahkan terakselerasi yang ditandai oleh daya beli serta konsumsi masyarakat yang terjaga, maka kebutuhan emiten untuk melakukan buyback diperkirakan akan lebih minim. Namun demikian, potensi aksi buyback pada akhirnya tetap bergantung pada kebijakan strategis masing-masing emiten.

Dari situ, Nico menyarankan investor yang hendak mengincar emiten yang sedang aktif buyback saham untuk selalu memperhatikan fundamental emiten dan potensi valuasi saham pada masa depan. 

"Investor perlu mengombinasikan analisis fundamental dan teknikal agar terhindar dari risiko membeli saham di harga yang sudah terlalu tinggi," tukas dia.

Ekky menyebut, dari sekian emiten yang belakangan ini menggelar aksi buyback, KLBF, DEWA, dan AMRT dianggap relatif menarik untuk dicermat investor.

 

Sebab, buyback pada emiten-emiten tersebut dilaksanakan di tengah fundamental yang masih stabil dan model bisnis yang cenderung defensif, sehingga lebih sesuai bagi investor dengan horizon jangka menengah hingga panjang

Lantas, Ekky menargetkan harga saham KLBF berpotensi mengarah ke kisaran Rp 1.500 per saham–Rp 1.600 per saham, kemudian saham AMRT bergerak ke area Rp 2.300 per saham–Rp 2.400 per saham, dan DEWA berpeluang menuju level Rp 800 per saham. 

Selanjutnya: Siap-siap, BEI Lepas Suspensi 4 Saham yang Harganya Terus Meroket

Menarik Dibaca: Siap-siap, BEI Lepas Suspensi 4 Saham yang Harganya Terus Meroket

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×