kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,18   12,88   1.42%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lawan Rothschild, Sinarmas incar ARMS


Rabu, 15 April 2015 / 20:40 WIB
Lawan Rothschild, Sinarmas incar ARMS
ILUSTRASI. Manfaat Ubi Jalar untuk Kesehatan.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Di tengah restrukturisasi utang yang membelit PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), kabar baru datang dari induknya, Asia Resource Minerals Plc (ARMS).

Perusahaan yang dulu bernama Bumi Plc ini tengah ditawar oleh Asia coal Energy Ventures Limited (ACE). ACE merupakan perusahaan yang dikontrol Argyle Street Management Limited (ASML) dan didirikan oleh Grup Sinarmas.

Dalam keterangan resmi yang diterima KONTAN, Rabu (15/4), ACE tengah mempertimbangkan penawaran untuk mengakuisisi seluruh modal ditempatkan ARMS. Kendaraan investasi milik taipan Eka Tjipta Widjaja itu menawarkan harga 41 pence per saham untuk mengakuisisi ARMS.
Harga itu 173,3% lebih tinggi dari harga penutupan saham ARMS pada 13 April lalu.

Bukan cuma itu, ACE bakal menyuntik dana segar sebesar US$ 150 juta ke ARMS. Ini menjadi salah satu alternatif untuk menyelesaikan proses rekapitalisasi utang ARMS. ACE sendiri mengaku sudah membicarakan hal ini dengan direksi ARMS.

Hal ini bakal menjadi perebutan panas antara ACE dengan Nathaniel Rothschild, yang juga mengempit saham ARMS. ACE melalui ASM menguasi 4,7% saham ARMS, sementara Nat memiliki 17,5%.

Seperti diketahui, Nat melalui NR Holdings turut memiliki ambisi menguasai ARMS. Nat bersedia menjadi pembeli siaga rights issue ARMS dengan menyuntik dana US$ 100 juta. Hal ini juga menjadi salah satu opsi untuk melunasi utang BRAU senilai US$ 950 juta yang akan jatuh tempo tahun ini dan tahun 2017 mendatang.

"Kami mendesak investor untuk menolak upaya oportunistik oleh NR Holdings menguasai ARMS tanpa membuat tawaran penuh dan adil kepada pemegang saham lainnya," kata Kin Chan, Partner di ASML.

ASML bakal memberikan suara pada Rapat Umum Pemagang Saham ARMS 22 April 2015 mendatang. Dalam RUPS itu, ada tiga agenda yang akan dibicarakan, diantaranya membuat kebijakan yang mengizinkan para direksi ARMS memperoleh penjatahan dari saham baru yang ditawarkan melalui penawaran terbuka.

Agenda RUPS itu juga akan meminta persetujuan dari pemegang saham independen ARMS terkait peran dan kewajiban NR Holdings dan meminta persetujuan pemegang saham untuk menjalin kesepakatan baru dengan NR Holdings.

Nah, ACE mengajak para pemegang sahamnya untuk melawan proporsal Nat. Menurut manajemen ACE, penawaran dari NR Holdings tidak mengutamakan kepentingan pemegang saham maupun pemegang obligasi.

Sementara penawaran terbuka dari ACE dianggap bakal menguntungkan karena harganya cukup premium dari harga saham saat ini. "Kami meminta dukungan dari pemegang saham. Karena ARMS sudah mendapat banyak masalah keuangan dan diperburuk oleh kondisi harga batubara yang rendah," ujar manajemen ACE.

Selain ACE dan Nat, Raiffeisen Bank International AG Austria menguasai 23,8% hak suara (voting rights) saham ARMS. Sementara Samin Tan memiliki hak suara 17,5%

Seperti diketahui, BRAU melalui anak usahanya Berau Capital Resources Pte Ltd (BRC) memiliki utang jatuh tempo senilai US$ 450 juta. Notes ini memiliki kupon 12,5% dan jatuh tempo pada bulan Juli tahun ini. Selain itu, BRAU juga memiliki notes US$ 500 juta yang jatuh tempo 2017. Kupon surat utang ini sebesar 7,25%.

Pada rencana awal, pelunasan utang ini akan dilakukan melalui tiga cara. Pertama, penerbitan saham baru senilai £ 63 juta atau setara dengan US$ 100 juta. Jika berjalan lancar, maka sekitar £ 63 juta dana hasil penerbitan saham baru itu akan digunakan untuk aksi tukar notes 2015 dan 2017 dengan yang baru.

Kedua, membayar pokok notes 2015 dan notes 2017 dengan total nilai US$ 118,75 juta. Sumber pendanaan diperoleh dari pinjaman ARMS dan kas BRAU. Sebesar US$ 62,47 juta untuk membayar notes 2015. Sedangkan, pembayaran utang notes 2017 sekitar US$ 56,28 juta.

Ketiga, BRAU akan menukar notes 2015 dan notes 2017 dengan notes baru. BRAU akan menerbitkan notes ini di Singapura. Rencananya, notes yang jatuh tempo pada 2015 dan 2017 itu akan ditukar dengan notes yang masing-masing akan jatuh tempo pada 2019 dan 2020.

Namun, dengan adanya penawaran baru dari Sinarmas, kemungkinan akan ada babak baru lagi terkait restrukturisasi obligasi tersebut. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BRAU ditutup naik 8,75% ke level Rp 87 per saham pada perdagangan Rabu (15/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×