Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara kembali merangkak naik, Selasa (26/3). Kenaikan harga ini imbas dari meningkatnya permintaan sekaligus impor dari China.
Mengutip Trading Economics, harga batubara merangkak naik 2,06% ke level US$ 136,50 per ton pada Selasa (16/4) pukul 16.30 WIB. Dalam sepekan harga batubara sudah mendaki 6,47%.
Pengamat komoditas dan Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo Laksono menuturkan, kenaikan harga batubara masih cukup wajar. Pemicu adalah meningkatnya permintaan dari pembangkit listrik tenaga batubara di China dan lonjakan permintaan dari India.
Baca Juga: Lewat Anak Usaha, Delta Dunia (DOID) Sediakan Layanan Penambangan Blackwater
Wahyu menyebutkan, impor China untuk semua jenis batubara dari pasar lintas laut mencapai 97,43 juta metrik ton pada kuartal pertama tahun 2024, atau naik 16,9% dari 83,36 juta ton pada periode yang sama tahun 2023.
China mulai menerapkan lonjakan izin pembangkit listrik tenaga batubara sejalan dengan gelombang kekurangan listrik pada tahun 2021.
Wahyu pun memperkirakan harga batubara akan diperdagangkan di kisaran US$ 100–US$ 150 per ton pada akhir kuartal I-2024 ini. Sedangkan pada kuartal II-2024 harga batubara akan bergerak di US$ 80–US$ 200 per ton.
Sementara itu, Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan, kenaikan harga batubara juga didukung oleh harga minyak mentah yang masih tinggi dan kekhawatiran seputar eskalasi perang di Timur Tengah.
Baca Juga: Gairah Meningkat Saat Rupiah Lemah
Jika perang semakin intensif, maka harga minyak mentah bisa tembus US$ 100 per barel. "Hal ini akan ikut mengerek harga batubara ke level US$ 150–US$ 160 per ton," ujar Lukman kepada KONTAN, Selasa (16/4).
Namun, Lukman bilang, jika perang atau kondisi geopolitik tidak intensif, maka dollar Amerika Serikat (AS) yang kuat akibat meredanya prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed akan kembali menekan harga batubara ke level US$ 120 per ton.
Dengan asumsi itu, harga batubara di akhir tahun 2024 bisa berada di level US$ 130–US$ 140 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News