Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) buka suara terkait potensi pembagian dividen di tengah tekanan harga komoditas batubara.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Bukit Asam Farida Thamrin menyebut, sejatinya PTBA akan mendukung aspirasi pemegang saham, termasuk pemerintah, terkait usulan pembagian dividen karena pembagian dividen adalah ranah keputusan pemegang saham.
Meski demikian, PTBA akan tetap menjaga aliran kas apabila nantinya terdapat keputusan pemegang saham terkait pembagian dividen.
Baca Juga: Proyek DME Sulit, Bukit Asam (PTBA) Kaji Opsi Lain Hilirisasi Batubara
Saat ini, pemegang saham pengendali dan juga pemegang saham mayoritas PTBA adalah MIND ID dengan kepemilikan 7,59 miliar saham atau setara 65,93%, kemudian Masyarakat memegang 3,74 miliar saham atau setara 32,52%.
Sebagai gambaran, emiten pelat merah ini cukup royal dalam hal pembagian dividen. Dalam rapat umum pemegang saham yang digelar Juni 2023, emiten tambang batubara ini membagikan dividen Rp 12,56 triliun atau setara dengan 100% dari laba bersih tahun 2022. Ini merupakan kali kedua secara berturut-turut PTBA membagikan seluruh laba bersihnya sebagai dividen.
Tahun lalu, PTBA membagikan dividen tunai dari buku tahun 2021 senilai Rp 7,90 triliun. Nilai itu setara dengan 100% dari total laba bersih yang diperoleh Bukit Asam pada 2021.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham PTBA, KLBF, MARK, HMSP untuk Perdagangan Hari Ini (23/11)
Farida mengamini, harga batubara tahun ini memang tidak sebagus 2021 maupun 2022. Hal ini terlihat dari terkoreksinya harga batubara Index Newcastle dan Indonesia Coal Index (ICI) 3.
Pada kuartal III-2023, harga batubara Newcastle melemah hingga 65% secara year-on-year (yoy) ke level US$ 148 per ton, sedangkan harga batubara ICI-3 melemah 40% ke level US$ 72 per ton.
Meski demikian, Farida Optimistis permintaan dan harga batubara di sisa tahun ini masih akan tinggi. “Di negara-negara pembeli, permintaan masih tinggi, bukan hanya di Asia seperti China dan India. Kami optimistis bisa meningkatkan penjualan di sisa 2023,” terang Farida dalam paparan publik yang digelar secara virtual, Senin (27/11).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News