Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja PT United Tractors Tbk (UNTR) dinilai akan cukup menantang ke depan seiring dengan moderasi harga komoditas batubara.
Kepala riset Ciptadana Sekuritas Arief Budiman memangkas perkiraan laba bersih UNTR untuk tahun 2023 dan 2024 sebesar 10% dan 13% menjadi masing-masing Rp 20,2 triliun dan Rp 18,8 triliun.
Arief juga menurunkan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) alat berat Komatsu sebesar 3% menjadi US$ 269.000 per unit.
Dikombinasikan dengan ASP batubara yang sedikit lebih rendah, Arief menurunkan perkiraan gross profit margin (GPM) United Tractors sebesar 1,5% untuk tahun ini dan tahun depan menjadi 27,3% dan 27,0%.
Baca Juga: Intip Target Operasional United Tractors (UNTR) pada 2024
Dus, Arief memangkas target harga saham UNTR dari semula Rp 37.000 per saham menjadi Rp 30.250 per saham.
Namun, Arief mempertahankan rekomendasi saham buy UNTR mengingat adanya potensi upside yang cukup menarik dan estimasi yield dividend yang mencapai 8,6%.
“Neraca UNTR tetap solid dengan posisi kas bersih sebesar Rp 28 triliun, yang kami yakini akan mendukung akuisisi lanjutan di bisnis non-batubara dan energi terbarukan,” tulis Arief dalam riset, Rabu (1/11)
Analis BRI Danareksa Erindra Krisnawan memperkirakan, laba bersih UNTR akan mencapai puncaknya pada tahun ini, sebelum akhirnya mengalami kontraksi pada 2024-2025.
Tahun ini, UNTR diestimasi membukukan pendapatan senilai Rp 120,25 triliun dengan proyeksi laba bersih mencapai Rp 21,40 triliun.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Menurunkan Target Penjualan Alat Berat Komatsu Tahun Depan
Erindra berpandangan, normalisasi harga batubara akan berlanjut pada 2024 sampai 2025, dengan masing-masing proyeksi harga batubara Newcastle sebesar US$ 130 per ton dan US$ 100 per ton.
Sehingga, laba bersih anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini diproyeksi akan menurun sebesar 19% dan 5% pada 2024 dan 2025.
Untuk 2024 misalnya, laba kotor di segmen alat berat, kontraktor pertambangan, dan tambang batubara akan menurun masing-masing sebesar 6%, 12%, dan 39%
Erindra menyematkan rating hold saham UNTR dengan memangkas target harga UNTR menjadi Rp 24.900 dari sebelumnya Rp 34.300 per saham.
Erindra mencatat, harga saham UNTR secara historis cenderung terkoreksi setelah laba bersihnya mencapai puncak, yakni pada tahun 2008, 2014, dan 2018.
Meskipun demikian, UNTR masih diperdagangkan dengan valuasi yang murah, yakni dengan EV/EBITDA 2024 sebesar 2,1 kali dengan proyeksi yield dividend sebesar 10%.
Potensi utama upside saham UNTR yakni membaiknya margin bisnis kontraktor tambang (Pama), sedangkan risiko downside utama adalah melemahnya harga batubara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News