Reporter: Akhmad Suryahadi, Yudho Winarto | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga saham blue chip ANTM dari PT Aneka Tambang Tbk terus melemah hingga perdagangan akhir Oktober 2023. Padahal manajemen perusahaan Antam ini baru saja melaporkan kinerja yang bagus pada kuartal III 2023. Lalu, apakah sekarang saatnya beli saham ANTM atau belum?
Harga saham ANTM belakangan ini sedang melemah cukup dalam. Pelemahan harga dinilai sebagai saat tepat untuk mulai investasi di saham tersebut.
Saham blue chip adalah saham lapis satu di bursa. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham blue chip tergabung di Indeks LQ45. Saham ANTM termasuk salah satu anggota Indeks LQ45 periode Agustus 2023-Februari 2024.
Belakangan ini harga saham ANTM melemah hingga mendekati titik terdalam pada tahun 2023. Pada perdagangan Selasa 31 Oktober 2023 pukul 10.00 WIB, harga saham ANTM di level 1.715 turun 15 poin atau 0,18% dari pembukaan pasar.
Harga saham ANTM itu sudah mendekati titik terendah pada tahun ini di level 1.705 pada awal Oktober kemarin.
Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk melaporkan kinerja bagus pada kuartal III 2023. Anggota holding PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) ini membukukan laba periode berjalan pada sebesar Rp 2,85 triliun. Laba ANTM ini tumbuh 8% dibandingkan periode sama tahun 2022 yang sebesar Rp2,63 triliun.
Capaian kinerja Keuangan ANTM yang positif juga tercermin dari capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar Rp 5,40 triliun.
Pada periode sembilan bulan pertama 2023, capaian laba kotor tercatat sebesar Rp 6,10 triliun, tumbuh 2% dari capaian laba kotor pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,99 triliun.
Namun, kenaikan laba bersih ini terjadi di tengah penurunan pendapatan. Per kuartal III-2023, ANTM membukukan pendapatan senilai Rp 30,8 triliun merosot 8,26% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 33,68 triliun.
Syarif Faisal Alkadrie, Corporate Secretary Aneka Tambang mengungkapkan, kontribusi dominan pendapatan ANTM berasal dari penjualan bersih domestik yang mencapai Rp 26,69 triliun atau setara 86% dari total penjualan bersih.
Hal tersebut sejalan dengan strategi ANTM untuk mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri pada produk-produk emas, bijih nikel dan bauksit.
Pada periode periode ini, produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan ANTM dengan proporsi 62% terhadap total penjualan ANTM, dengan nilai penjualan sebesar Rp 19,29 triliun.
Pada Sembilan bulan pertama 2023, ANTM mencatatkan total volume produksi logam emas dari tambang milik perusahaan sebesar 908 kg atau setara 29.193 troy oz.. Sementara itu penjualan logam emas pada periode ini mencapai 19.460 kg atau setara 625.654 troy oz.
Di urutan kedua yakni penjualan segmen nikel, termasuk produk feronikel dan bijih nikel, yang pada Sembilan bulan pertama 2023 mencapai Rp 10,10 triliun, tumbuh 19% dari capaian di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 8,48 triliun. Penjualan segmen nikel berproporsi 33% terhadap total penjualan ANTM di periode ini.
Volume produksi feronikel ANTM mencapai 15.787 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan capaian volume penjualan produk feronikel mencapai 14.132 TNi.
Sementara itu untuk produk bijih nikel, volume produksi bijih nikel konsolidasian mencapai 10,67 juta wet metric ton (wmt), meningkat 72% secara year-on-year (yoy). Pertumbuhan tingkat produksi bijih nikel ditujukan untuk mendukung pemenuhan peningkatan permintaan dalam negeri.
Volume penjualan bijih nikel konsolidasian ANTM tumbuh positif yakni mencapai 9,41 juta wmt, meningkat 98% jika dibandingkan capaian penjualan per kuartal III-2022 sebesar 4,75 juta wmt.
Kemudian, kontribusi penjualan segmen bauksit dan alumina mencapai Rp1,25 triliun atau dengan proporsi 4% terhadap total penjualan ANTM. Sepanjang Sembilan bulan pertama 2023 ANTM mencatatkan volume produksi bauksit yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 1,42 juta wmt, tumbuh 6% dibandingkan capaian pada Sembilan bulan pertama 2022 sebesar 1,34 juta wmt.
Adapun volume penjualan bauksit pada Sembilan bulan pertama 2023 tercatat sebesar 989 ribu wmt, meningkat 6% dibandingkan capaian pada Sembilan bulan pertama 2022 sebesar 936 ribu wmt.
Sementara itu volume produksi produk alumina pada Sembilan bulan pertama 2022 mencapai 114.524 ton alumina, dengan capaian volume penjualan produk alumina mencapai 108.351 ton.
Rekomendasi saham
Di tengah penurunan harga saham ANTM, analis rekomendasi beli saham blue chip tersebut. Rekomendasi beli saham ANTM di sampaikan oleh Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani. Menurutnya, pelemahan harga saham ANTM ini hanya sementara.
Pasalnya, kinerja Antam masih tumbuh cukup baik hingga akhir 2023. Hal ini disebabkan prospek dan sentimen terkait nikel cukup baik.
"Akibatnya pertumbuhan produksi dan permintaan kendaraan listrik yang makin pesat berdampak positif ke emiten seperti ANTM dan yang bergerak di bidang tersebut," jelas Arjun dalam keterangannya Senin (23/10).
Selain itu, Arjun menilai dari sisi fundamental Antam juga cukup kuat dengan pertumbuhan laba yang konsisten.
"Selain laba yang konsisten, valuasi Antam yang cukup menarik. Berdasarkan rasio PER & PBV emiten tersebut undervalued dibandingkan rata-rata emiten sejenis yakni emiten barang baku (ANTM berada di sektor tersebut)," ujar Arjun.
Sementara dari sisi teknikal, Arjun menyebut Antam menarik dengan MACD signal yang berpotensi membentuk golden cross dalam waktu singkat serta indikator Stochastic yang berada di area yang oversold yang menuju ke area overbought.
"Saya merekomendasi buy untuk ANTM dengan target price (TP) Rp2.050," katanya.
Sebelumnya, Senior Equity Analyst PT Jasa Utama Capital Sekuritas Samuel Glenn Tanuwidjaa menjelaskan, kinerja emiten BUMN di sektor tambang tersebut cukup stabil. Pendapatan ANTM tetap stabil dengan rata-rata pertumbuhan 15% (YoY).
Namun di bawah rata-rata pertumbuhan lima tahun sebelumnya (periode yang sama), hal ini didukung oleh kenaikan harga jual emas rata-rata.
"Selain itu, di sisi operasional, penjualan volume logam emas naik ke 13.508 kg atau tumbuh 0,3%. Saya melihat juga kenaikan laba usaha dan laba bersih ANTM naik 59% YoY dan 24% YoY," rinci Samuel.
Menurut Jasa Utama Capital Sekuritas, hal ini juga melebihi rata-rata kenaikan selama 5 tahun terakhir, didukung oleh penurunan beban umum dan administrasi sebanyak 30,4% dan penurunan beban penjualan sebanyak 3%.
Selain itu saya juga melihat adanya peningkatan net profit margin ANTM di semester 1 2023, sebanyak 0,4% ke level 8,7% dibanding rata-rata di sepanjang tahun 2022 yakni 8,3%.
"Mengingat 62% pendapatan ANTM berasal dari penjualan emas, saya melihat pendapatan dari segmen emas akan tetap meningkat," kata Samuel.
Adapun faktornya, antara lain, kondisi ekonomi di China yang di kabarkan menurun, dengan kinerja PMI manufaktur, kinerja retail, dan properti sales, serta kinerja ekspor dan impor yang menurun selama beberapa kuartal di 2023 turut meningkatkan demand investors untuk emas sebagai safe haven Instrument.
Selain itu, economy outlook yang volatile karena peningkatan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) dan Brent ke level tertinggi semenjak Maret 2022, juga dinilai dapat membebankan transportation costs pada emiten-emiten domestik dan internasional.
Hal tersebut meningkatkan kekhawatiran investor akan penurunan kinerja marjin profitabilitas emiten-emiten dan mengubah nilai valuasi harga saham emiten-emiten menjadi lebih rendah, khususnya di sektor manufaktur, perhotelan & restoran, retail consumer goods dan pertambangan.
Itulah rekomendasi saham blue chip untuk perdagangan hari ini, Selasa 31 Oktober 2023. Ingat, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News