kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.395.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Laba INKP Terkoreksi 1,84% pada Kuartal I 2024, Cek Rekomendasi Analis


Rabu, 19 Juni 2024 / 15:25 WIB
Laba INKP Terkoreksi 1,84% pada Kuartal I 2024, Cek Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Emiten penghasil kertas dan kemasan karton dari grup Sinarmas, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), mencatat penurunan laba bersih.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penghasil kertas dan kemasan karton dari grup Sinarmas, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), mencatat penurunan laba bersih sebesar 1,84% pada kuartal I 2024.

Melansir laporan keuangan pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), INKP mencatat laba bersih sebesar US$ 130,78 juta pada kuartal pertama tahun ini. Angka tersebut mengalami sedikit penurunan sebesar 1,84% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 yang mencapai US$ 133,24 juta.

Sejalan dengan penurunan laba bersih pada kuartal I 2024, penjualan bersih INKP juga menurun sebesar 31,17% menjadi US$ 805,23 juta. Padahal, jika dibandingkan dengan penjualan bersih pada periode yang sama tahun lalu, mencapai US$ 1,056 miliar. 

Baca Juga: Laba Indah Kiat (INKP) Hanya Turun Tipis Saat Penjualan Merosot 31%

Penjualan pada kuartal pertama ini didorong oleh sektor kertas budaya sebesar US$ 295,89 juta, diikuti oleh penjualan pulp sebesar US$ 252,68 juta, serta sektor kertas industri, tisu, dan lainnya senilai US$ 256,64 juta.

Begitu pula dengan beban pokok INKP pada tiga bulan pertama ini mengalami penurunan. Beban pokok penjualan menurun sebesar 18,22% pada kuartal pertama menjadi US$ 536,4 juta, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 655,93 juta.

Investment Analyst Stockbit, Theodorus Melvin, melihat secara keseluruhan, kinerja INKP tergolong melemah secara tahunan. Ia memperkirakan bahwa hal tersebut telah diantisipasi oleh pasar akibat efek high base pada kuartal I 2023 yang disebabkan oleh masih tingginya harga komoditas pada periode tersebut.

"Meski begitu, pemulihan kinerja INKP secara kuartalan sejalan dengan tren TKIM yang telah melaporkan kinerja kuartal I 2024 pada April 2024," jelas Theodorus dalam riset yang dikutip, Rabu (19/6).

Baca Juga: Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) Catat Penjualan Bersih di Kuartal-I US$ 805,23 Juta

Dari sisi pendapatan, segmen pulp mencatatkan pertumbuhan paling pesat, naik 13% QoQ, diikuti oleh segmen kertas industri yang tumbuh 3% QoQ, sementara kertas budaya turun 7%. Pelemahan kinerja segmen kertas budaya berimbas pada moderatnya pertumbuhan laba usaha dari segmen pulp dan kertas budaya yang tumbuh 4% QoQ. Sementara segmen kertas industri bertumbuh 56% QoQ.

Secara kuartalan, Theodorus mencatat seluruh margin laba mengalami kenaikan. Ia memperkirakan bahwa hasil ini terjadi seiring dengan kenaikan harga rata-rata pulp sebesar 7% QoQ ke level US$ 656 per ton pada kuartal pertama ini.

"Kami memperkirakan kinerja perusahaan pulp & paper masih tetap solid seiring harga pulp yang telah melewati level US$ 700 per ton pada kuartal II 2024," ujarnya.

Baca Juga: Kinerja Tahun Ini Diproyeksi Positif, Cermati Rekomendasi Saham TKIM dan INKP

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer, melihat bahwa pada tahun 2024 ini, emiten maupun industri kertas memiliki prospek pertumbuhan yang cukup menarik. Hal itu didorong oleh peningkatan permintaan kertas baik dari pasar domestik maupun internasional.

"Hal ini kami kira akan membawa sentimen positif bagi emiten kertas dalam negeri seperti PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM)," jelas Miftahul kepada Kontan, Selasa (18/6).

Miftahul menambahkan bahwa emiten kertas grup Sinarmas ini akan melakukan ekspansi kapasitas produksi, diversifikasi produk, dan peningkatan efisiensi operasional guna memaksimalkan momentum di tahun ini. Selain dari segi permintaan, Miftahul juga melihat emiten kertas akan terdampak oleh fluktuasi harga komoditas seperti pulp dan kertas yang dipengaruhi oleh permintaan global, serta kondisi geopolitik.

"Selain itu, kebijakan moneter seperti suku bunga dan nilai tukar juga berpotensi mempengaruhi biaya modal dan daya saing ekspor," ujarnya.

Baca Juga: IHSG Melemah 0,08% ke 6.830 Pada Rabu (12/6), SMGR, INKP, PGEO Jadi Top Losers LQ45

Harga pulp sendiri terlihat masih terus mengalami penguatan setelah sebelumnya pada semester II 2023 mengalami perlambatan. Perbaikan ini, menurut Miftahul, diharapkan dapat membawa sentimen yang lebih baik pada kinerja emiten kertas ke depannya.

Dengan demikian, Miftahul merekomendasikan untuk "buy on retrenchment" pada PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dengan target harga Rp 9.000. Sementara itu, secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan untuk "buy on weakness" pada PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dengan target harga Rp 8.800 - Rp 9.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×