Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten kertas diproyeksikan akan terus tumbuh positif hingga akhir 2024.
Pada tahun 2023, beberapa emiten kertas seperti PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) mengalami penurunan kinerja.
Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih INKP turun 52,04% sepanjang tahun 2023 menjadi US$ 411,46 juta. Pada tahun 2022, INKP mencatat laba bersih sebesar US$ 857,51 juta.
Penjualan juga mengalami penurunan sebesar 13,06% menjadi US$ 3,47 miliar pada tahun 2023. Pada tahun 2022, INKP mencatat penjualan sebesar US$ 4,002 miliar.
Baca Juga: Permintaan Meningkat, Analis Prediksi Bisnis Industri Kertas Prospektif Tahun Ini
Hal serupa juga dialami TKIM yang mengalami penurunan laba bersih sebesar 62% menjadi US$ 172,01 juta pada tahun 2023. Pada tahun 2022, TKIM mencatat laba bersih sebesar US$ 463,34 juta. Penjualan TKIM turun menjadi US$ 1,07 miliar, yang menurun sebesar 6,14% dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar US$ 1,14 miliar.
Meski begitu, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer, melihat bahwa pada tahun 2024, emiten dan industri kertas memiliki prospek pertumbuhan yang cukup menarik. Hal ini didorong oleh peningkatan permintaan kertas baik dari pasar domestik maupun internasional.
"Hal ini kami kira akan membawa sentimen positif bagi emiten kertas dalam negeri sepert INKP dan TKIM," jelas Miftahul pada Kontan, Rabu (12/6).
Baca Juga: Sinar Mas dan Sukanto Tanoto Bersaing Akuisisi Saham Produsen Tisu China
Miftahul menambahkan bahwa kedua perusahaan kertas dari Sinarmas ini akan melakukan ekspansi kapasitas produksi, diversifikasi produk, dan peningkatan efisiensi operasional untuk memaksimalkan momentum di tahun ini.
Selain dari sisi permintaan, Miftahul juga melihat bahwa emiten kertas akan terdampak fluktuasi harga komoditas seperti pulp dan kertas yang dipengaruhi oleh permintaan global serta kondisi geopolitik.
"Selain itu, kebijakan moneter seperti suku bunga dan nilai tukar juga berpotensi mempengaruhi biaya modal dan daya saing ekspor," ujarnya.
Baca Juga: Sinar Mas dan Sukanto Tanoto Bersaing Akuisisi Saham Produsen Tisu China
Harga pulp sendiri terlihat masih terus menguat setelah sebelumnya mengalami perlambatan pada semester II 2023. Menurut Miftahul, perbaikan ini diharapkan dapat membawa sentimen yang lebih baik pada kinerja emiten kertas ke depannya.
Dengan demikian, Miftahul merekomendasikan untuk melakukan buy on retrenchment saham INKP dengan target harga Rp 9.000 dan wait and see saham TKIM.
Sementara itu, secara teknikal Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, merekomendasikan untuk buy on weakness saham INKP dengan target harga Rp 8.800 - Rp 9.000 dan wait and see pada saham TKIM dengan support 7.850 dan resistance 8.225.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News