Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Hanya saja, Felix menekankan akan sulit bagi ITMG untuk bisa menyamai level kinerja pendapatan dan laba seperti di tahun tahun lalu.
"Harga batubara tahun lalu memang sangat tinggi karena ada efek perang (Rusia -Ukraina). Kebutuhan energi Eropa berasal dari natural gas yang relatif sudah lebih baik secara supply chain," sebut Felix kepada Kontan.co.id, Jum'at (11/8).
Research Analyst Erdikha Elit Sekuritas Ika Baby Fransiska memperkirakan outlook batubara masih belum pulih pada sisa tahun ini. Terutama akibat ketidakpastian permintaan batubara global, sejalan dengan kebijakan carbon pricing dan disertai pelemahan harga gas bumi.
Baca Juga: Laba Bersih Indo Tambangraya (ITMG) Anjlok 33,39% di Semester I 2023
Dari sisi pergerakan saham, Ika memprediksi ITMG terkoreksi secara jangka pendek. "Likuiditas saham ITMG di market masih ada, karena memang mengikuti fluktuasi harga batubara daily yang masih volatile," kata Ika.
Meski begitu, Ika menyematkan rekomendasi yang netral, sehingga pelaku pasar disarankan untuk wait and see terlebih dulu. Secara teknikal, ITMG sedang menguji level support jangka pendek di area Rp 27.070 - Rp 25.250.
Apabila melanjutkan pelemahan menuju level support bawah, maka ITMG berpotensi lanjut merosot hingga level Rp 22.125, level terendah sejak Juni 2023. Namun jika mampu rebound di level supportnya, maka berpotensi menanjak hingga level Rp 29.055.
Felix merekomendasikan hold saham ITMG dengan target harga di Rp 28.000. Sedangkan Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo melihat saham ITMG masih cukup menarik. William menyarankan buy dengan mencermati support di Rp 25.000 dan resistance hingga ke level Rp 32.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News