kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Koreksi harga bayangi minyak WTI


Rabu, 17 Agustus 2016 / 15:04 WIB
Koreksi harga bayangi minyak WTI


Reporter: Namira Daufina | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Setelah melambung tinggi dan menanjak lewati level US$ 46 per barel, harga minyak WTI kembali terkoreksi. Antisipasi pertemuan FOMC dan rilis data stok minyak mingguan Amerika Serikat jadi faktor negatif yang mengganjal laju pergerakan harga komoditas ini.

Mengutip Bloomberg, Rabu (17/8) pukul 13.10 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman September 2016 di New York Mercantile Exchange merosot 0,45% di level US$ 46,37 per barel dibanding hari sebelumnya.

Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengungkapkan, hal ini terjadi karena penguatan index dollar AS yang terjadi. Setelah dalam beberapa hari terakhir terkoreksi, pasar memanfaatkan aksi ambil untung untuk berburu dollar AS sembari menanti hasil pertemuan FOMC yang berlangsung Kamis (18/8) dini hari nanti. Memang pasar masih pesimistis memandang peluang kenaikan suku bunga The Fed, hanya saja pasar memanfaatkan posisi lemah dollar AS untuk ambil untung.

“Pengganjal harga minyak WTI dan komoditas lainnya yang utama jelas dollar AS, kalau unggul seperti ini, harga komoditas terkikis sesaat ditambah lagi aksi profit taking terhadap harga yang rally terlampau tajam,” jelas Agus.

Ditambah lagi dugaan stok minyak AS pekan lalu akan bertambah. Rilis data Energy Information Administration (EIA) nantinya akan ikut menentukan arah pergerakan minyak WTI ke depan.

Saat ini pasar menduga stok minyak AS akan bertambah 300.000 barel atau lebih rendah dari pekan sebelumnya yang bertambah 1,1 juta barel. “Hanya saja pekan lalu dilaporkan Baker Hughes terdapat penambahan jumlah rig pengeboran minyak aktif AS, itu bisa mengarahkan pada kenaikan produksi di Negeri Paman Sam,” tutur Agus.

Dari data Baker Hughes terjadi kenaikan 15 unit menjadi 396 unit rig yang artinya ini menyentuh level tertinggi sejak Februari 2016 lalu. Sejak 24 Juni 2016 lalu kenaikan jumlah rig aktif sudah mencapai 66 unit.

Di tengah beragam katalis negatif yang membalut harga, Agus menduga tren bullish harga minyak WTI masih bisa berlanjut hingga akhir pekan nanti. Pasalnya, ajakan Arab Saudi kepada anggota OPEC dan negara produsen minyak lainnya untuk berdiskusi mengenai supply freeze menumbuhkan harapan di pasar akan mengeringnya pasokan global. Sambutan positif pun sudah dilayangkan Rusia.

"Tapi ini belum pasti, saat ini katalis negatif lebih terlihat pasti di pasar," ujar Agus. Selama pasar menanti hasil FOMC, maka aset berisiko seperti komoditas sesaat ditinggalkan karena pelaku pasar cenderung memburu aset safe haven. Ini pula yang mencederai harga minyak WTI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×