Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (HRUM) mulai merasakan harumnya laba dari bisnis nikel. Keuntungan ini datang dari operasional pabrik pengolahan (smelter) nikel milik perusahaan asosiasi HRUM.
Smelter pertama milik HRUM di perusahaan asosiasinya, PT Infei Metal Industry (IMI), berhasil memproduksi 23.932 ton logam nikel pig iron pada tahun 2022. EBITDA yang dihasilkan Infei Metal Industry pada tahun 2022 mencapai US$ 71,3 juta
HRUM juga mencatatkan kontribusi positif sebesar US$ 39,1 juta melalui bagian laba dari entitas asosiasi, yang terutama berasal dari penyertaan modal di IMI dan Nickel Industries Limited (NIC). Khusus di IMI, bagian atas laba bersih meningkat menjadi US$ 28,9 juta untuk tahun 2022, sedangkan di NIC, HRUM mencatat bagian laba sebesar US$ 10,2 juta.
Secara akumulasi, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada tahun 2022 naik 306,9% menjadi US$ 301,8 juta dari sebelumnya hanya US$ 74,2 juta. Marjin laba bersih selama periode tersebut juga meningkat secara signifikan menjadi 33,4% pada tahun 2022, dibandingkan dengan 22,1% pada tahun 2021.
Baca Juga: Kinerja di Atas Ekspektasi Analis, Simak Rekomendasi Saham United Tractors (UNTR)
Sebagian besar disebabkan oleh peningkatan pendapatan dan kontribusi dari divisi nikel, yang menyumbang sekitar 13,0% dari laba bersih HRUM sepanjang tahun lalu.
Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara mengatakan, kontribusi sektor nikel terhadap laba bersih HRUM diharapkan akan meningkat cukup signifikan pada tahun 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kontribusi tersebut akan datang dari smelter pertama di PT Infei Metal Industry (IMI), yang sudah beroperasi sejak April 2022, yang diharapkan akan meningkatkan kontribusinya. Sebab, pada tahun 2023 smelter tersebut sudah dapat beroperasi secara penuh sesuai kapasitas tahunannya.
Sebagai gambaran, IMI memproduksi nickel pig iron (NPI) sebanyak 153.816 ton (atau setara dengan 23.932 ton Ni) di tahun 2022. Pada tahun 2023, HRUM berekspektasi IMI dapat memproduksi sesuai dengan kapasitas tahunannya, yaitu sekitar 28.000 ton Ni.
Meskipun belum beroperasi secara penuh di tahun 2023, peningkatan kontribusi lainnya diharapkan dari investasi HRUM di smelter kedua, yakni di Westrong Metal Industry. Smelter tersebut direncanakan dapat mulai berproduksi secara komersial pada kuartal keempat 2023. Kapasitas produksi tahunan WMI adalah dua kali lebih besar dari smelter IMI.
Ray memandang nikel sebagai salah satu sumber daya mineral strategis di pasar global. Nikel merupakan bahan baku penting yang berpotensi untuk dijadikan produk-produk turunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi, khususnya yang terkait dengan perkembangan transisi energi.
“Harum Energy optimis dengan prospek industri nikel dan berharap permintaan global untuk nikel tersebut dapat bertumbuh pesat pada masa mendatang,” kata Ray.
Adapun HRUM menganggarkan sekitar US$ 52 juta untuk alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2023, yang sebagian besar untuk pembangunan infrastruktur dan sarana produksi di area tambang nikel.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham yang Diuntungkan dan Dirugikan Saat Rupiah Perkasa
Capex juga digunakan untuk penambahan properti pertambangan batubara, pembelian kendaraan, pembelian alat berat, serta pemeliharaan kapal tunda dan tongkang.
Analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan menilai, ke depan kontribusi segmen nikel akan semakin besar terhadap kinerja HRUM. Dia memperkirakan segmen nikel akan berkontribusi 21% dari laba bersih HRUM pada 2023 dari sebelumnya hanya 13% pada 2022.
Proyeksi ini dengan menimbang faktor beroperasinya tambang nikel milik PT Position (POS) dan pabrik smelter baru yang dijalankan Westrong Metal Industry (WMI), yang diharapkan akan dimulai pada paruh kedua 2023.
Andreas mempertahankan rating buy saham HRUM dengan target harga Rp 2.700. Target harga ini menyiratkan PE dan EV/EBITDA 2023 masing-masing sebesar 8 kali dan 4,1 kali, menjadikan HRUM sebagai perusahaan nikel dengan valuasi termurah dalam cakupan Sucor Sekuritas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News