kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Konflik AS-Iran memanas, simak efeknya pada pergerakan rupiah menurut ekonom


Rabu, 08 Januari 2020 / 19:36 WIB
Konflik AS-Iran memanas, simak efeknya pada pergerakan rupiah menurut ekonom
ILUSTRASI. Petugas menyortir uang kertas pecahan Rp 100 ribu di Cash Center Bank BNI Jakarta.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

Ini karena, baik ekonomi Australia dan Singapura cenderung lesu dan tidak sekuat Indonesia yang berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5% di 2019.

David memperkirakan, rupiah akan bergerak pada rentang Rp 14.000 per dolar AS hingga Rp 14.500 per dolar AS sepanjang 2020. Bahkan, dia menilai secara fundamental level rupiah saat ini sudah terlalu kuat. 

David juga meyakini baik AS dan Iran akan berpikir panjang untuk melanjutkan konflik tersebut dalam jangka panjang, mengingat konsekuensi kerugian yang harus ditanggung cukup besar.

"Tiga hal menjadi perhatian utama bagi pergerakan rupiah tahun ini, yaitu sentimen perang dagang, perkembangan kondisi politik di Timur Tengah dan reaksi suku bunga The Fed terhadap gejolak pasar," tandasnya.

Baca Juga: Rupiah diprediksi bakal konsolidasi besok, simak sentimen pendorongnya

Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal memperkirakan sepanjang 2020 pergerakan rupiah masih akan relatif stabil. Meskipun diakui akan ada banyak tekanan, rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 13.900 per dolar AS hingga Rp 14.100 per dolar AS tahun ini. 

"Banyaknya tekanan global membuat sebagian besar kebijakan moneter di banyak negara cenderung bersifat dovish," ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Rabu (8/1).

Menurutnya, sikap dovish yang diambil kebanyakan bank sentral di berbagai negara tersebut bertujuan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi domestiknya. Alhasil, nilai tukar terhadap dollar AS diyakini akan relatif stabil disepanjang 2020. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




[X]
×