Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data ekonomi domestik yang cukup positif membuat nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis (9/1) diyakini bisa bergerak konsolidasi. Meskipun diakui, tekanan sentimen eksternal khususnya serangan balas dendam dari Iran ke Amerika Serikat (AS) dan sebaliknya, suatu waktu bisa mengubah arah proyeksi rupiah.
Pada Rabu (8/1), rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,16% ke level Rp 13.900 per dolar AS. Sedangkan di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah turut melemah 0,11% ke Rp 13.934 per dolar AS.
Baca Juga: Ditopang faktor teknikal, berikut prediksi pergerakan rupiah besok, Kamis (9/1)
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan, beberapa data positif dari Tanah Air yang dirilis beberapa waktu terakhir bisa menjadi penopang pergerakan rupiah dari tekanan yang lebih dalam. Terbukti, pada perdagangan Rabu (8/1) rupiah berhasil melemah tipis, setelah sebelumnya sempat menyentuh ke area Rp 13.950 per dolar AS.
"Pengumuman cadangan devisa (cadev) cukup baik dan memang ada peningkatan inflow yang masuk ke term deposit valas. Alhasil ini membantu menambah pasokan dolar AS dan mengamankan posisi cadev kita," jelas David kepada Kontan.co.id, Rabu (8/1).
Seiring dengan rilis data cadev yang meningkat US$ 2,6 miliar menjadi US$ 129,2 miliar per Desember 2019 dan aliran modal yang masuk cukup baik, David memperkirakan pergerakan rupiah pada perdagangan Kamis (9/1) bakal konsolidasi dengan kecenderungan menguat tipis.
Baca Juga: Sentimen eksternal membuat rupiah ditutup Rp 13.900 per dolar AS
Meskipun begitu, risiko memanasnya perang AS dan Iran juga tidak dapat dihindari dan dapat berubah dalam waktu yang cepat. Untuk itu, dia memperkirakan pergerakan rupiah pada perdagangan besok bakal berada di rentang Rp 13.870 per dolar AS-Rp 13.950 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News