Reporter: Rashif Usman | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus memperluas cakupan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Badan Gizi Nasional menargetkan jumlah penerima manfaat MBG mencapai 20 juta orang hingga Agustus 2025, naik signifikan dibanding realisasi per 1 Juli yang baru menyentuh angka 5,59 juta penerima.
Secara total, program ini ditujukan untuk menjangkau hingga 82 juta penerima sepanjang tahun 2025. Selain itu, pemerintah berencana mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp 50 triliun demi mengoptimalkan pelaksanaan program MBG.
Nah, peningkatan jumlah penerima manfaat serta tambahan anggaran berpotensi menjadi katalis positif bagi sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI), khususnya emiten-emiten di sektor unggas.
Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, menilai bahwa peningkatan jumlah penerima manfaat program MBG berpotensi membawa prospek positif bagi emiten di sektor peternakan dan unggas.
Baca Juga: IHSG Turun Tipis Terseret Pelemahan Sektor Keuangan, Kamis (3/7)
"Dengan bertambahnya penerima, terjadi peningkatan permintaan dan bisa mendorong potensi positif pada top line," kata Azis kepada Kontan, Kamis (3/7).
Namun, ia juga mengingatkan adanya tantangan yang perlu diperhatikan, seperti meningkatnya curah hujan yang dapat menekan harga jagung. Kondisi ini bisa berdampak pada kenaikan biaya produksi dan berimbas pada laba bersih dari emiten.
Selain itu, Azis juga menyampaikan program MBG berpotensi memberikan dampak positif bagi emiten konsumer, namun pengaruhnya relatif terbatas dan belum mampu memberikan dorongan signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan.
Analis Korea Invesment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi melihat secara umum, program MBG memberikan sentimen positif bagi emiten di sektor perunggasan.
Namun, realisasi program ini masih perlu dicermati lebih lanjut karena dampak langsungnya belum sepenuhnya bisa dihitung.
Jika diasumsikan program menjangkau 82 juta orang dengan kebutuhan 20 gram protein hewani per hari, maka dibutuhkan sekitar 600 ribu ton protein hewani per tahun. Artinya, potensi permintaan cukup besar, tetapi kejelasan dan konsistensi implementasi program tetap menjadi kunci.
Selain sektor peternakan, program MBG juga berpotensi menguntungkan sektor lain seperti makanan olahan, produk susu, distribusi logistik, dan kemasan makanan.
Beberapa saham yang patut dicermati di antaranya adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI).
Baca Juga: BRI Danareksa Sekuritas Proyeksikan IHSG Tembus 7.300 di Akhir 2025
"Bagi investor, disarankan untuk tidak larut dalam euforia karena dampak program ini tidak bersifat instan. Fokus tetap harus diberikan pada fundamental perusahaan dan valuasi saham masing-masing," jelas Wafi kepada Kontan, Kamis (3/7).
Rekomendasi Saham
Wafi menyarankan investor dan pelaku pasar untuk mencermati beberapa saham unggas, seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) di target harga masing-masing Rp 5.000, RP 1.800 dan Rp 700.
Sementara itu, Wafi juga merekomendasikan untuk melirik saham ICBP di target harga Rp 11.200, INDF dengan target harga Rp 8.500, MYOR di target harga Rp 2.300, ULTJ dengan target harga Rp 1.500 dan ROTI pada target harga Rp 890.
Adapun Azis saat ini merekomendasikan untuk trading buy saham ICBP dengan target harga Rp 11.225 per saham.
Selanjutnya: BlackRock Tambah Investasi Kripto Hampir Rp 388 Triliun pada Paruh Pertama 2025
Menarik Dibaca: 5 Manfaat Senam Kegel untuk Wanita, Bikin Orgasme Lebih Baik!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News