kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kondisi ekonomi masih tak pasti, mending pilih reksadana saham atau pendapatan tetap?


Senin, 19 Juli 2021 / 20:40 WIB
Kondisi ekonomi masih tak pasti, mending pilih reksadana saham atau pendapatan tetap?


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pendapatan tetap lebih unggul dari kinerja reksadana saham. Infovesta Utama menilai reksadana pendapatan tetap dengan aset obligasi korporasi dan reksadana saham non indeks lebih menarik dipilih sebagai instrumen investasi saat ekonomi belum pulih dan tidak pasti.

Imbal hasil reksadana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta Fixed Income Fund Index tumbuh paling tinggi sebesar 0,53% secara year to date hingga Jumat (16/7). 

Kinerja yang tinggi tersebut didukung pertumbuhan kinerja indeks obligasi korporasi (Infovesta Corporate Bond Index) maupun obligasi pemerintah (Infovesta Government Bond Index) yang tumbuh 2,91% dan 1,83%. 

Baca Juga: Seluruh jenis indeks reksadana kompak menguat pada pekan lalu

Penguatan kinerja reksadana pendapatan tetap juga ditopang dari pertumbuhan unit penyertaan sebesar Rp 4,19 miliar atau naik 4,98%. Tidak heran bila dana kelolaan reksadana pendapatan tetap naik sebesar 4,37% sepanjang tahun ini. 

Di lain sisi, imbal hasil reksadana saham tertekan 5,38% yang disertai penurunan unit penyertaan sebesar Rp 1,47 miliar atau turun 1,55%. Namun, kondisi tersebut masih lebih baik daripada reksadana indeks yang mengalami penurunan dana kelolaan terdalam sebesar 22,81%, begitupun unit penyertaan yang juga turun sebesar 17,37%. 

Infovesta Utama dalam riset, Senin (19/7), mengatakan penurunan kinerja reksadana saham diakibatkan oleh pelemahan sebagian besar indeks Indonesia di tengah pandemi Covid-19 yang semakin melonjak untuk jumlah kasus harian. 

Sementara itu ekonomi Indonesia masih tertekan yang terlihat dari inflasi tahunan per Juni 2021 turun ke level 1,33% dari 1,68% di Mei. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercermin dari pertumbuhan produk domestik bruto juga catatkan angka negatif selama empat kuartal berturut-turut. 

Baca Juga: Saham blue chip jadi pemberat pasar saham, begini saran menyusun portofolio reksadana

Selain itu, neraca perdagangan Indonesia juga tercatat turun di Juni menjadi US$ 1,32 juta dari US$ 1,4 juta di Mei. 

Dengan demikian, Infovesta melihat kondisi ekonomi saat ini masih menjadi lampu kuning bagi investor untuk berhati-hati karena masih belum ada kepastian akan pemulihan ekonomi dalam waktu dekat.  

Oleh karena itu, dibanding dengan reksadana saham terutama reksadana indeks yang masih tertekan, Infovesta menyarankan investor dapat mempertimbangkan berinvestasi pada reksadana pendapatan tetap khususnya berbasis obligasi korporasi. 

Namun, tetap perlu berwaspada akan potensi gagal bayar di tengah kondisi ekonomi yang masih belum pulih. 

Selain itu, apabila investor memiliki profil risiko yang lebih tinggi, dapat memilih untuk berinvestasi pada reksadana saham non indeks. Meskipun rata-rata kinerja reksadana saham turun, tetapi ada produk-produk reksadana saham yang mampu mencatatkan kinerja apik selama tahun ini. 

Hal tersebut kemudian menjadi pekerjaan rumah investor dalam mengidentifikasi produk reksadana manakah yang dinilai mampu menghasilkan kinerja baik ke depannya. 

Selanjutnya: Investasi di reksadana dan aset kripto meningkat selama pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×