kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   10.000   0,52%
  • USD/IDR 16.295   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.312   24,89   0,34%
  • KOMPAS100 1.036   -2,36   -0,23%
  • LQ45 785   -2,50   -0,32%
  • ISSI 243   1,24   0,51%
  • IDX30 407   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -1,41   -0,30%
  • IDX80 117   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,08   -0,07%
  • IDXQ30 129   -0,58   -0,45%

Kisah Adrian Maulana Terus Belajar dalam Dunia Investasi


Sabtu, 19 Juli 2025 / 07:15 WIB
Kisah Adrian Maulana Terus Belajar dalam Dunia Investasi
ILUSTRASI. Adrian Maulana


Reporter: Dimas Andi | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bukan hal yang lazim bagi seseorang yang berlatar belakang sebagai public figure, kemudian bertransformasi menjadi investor sekaligus praktisi investasi. Namun, inilah jalan yang ditempuh oleh Adrian Maulana, Chief Executive Officer Finance&. 

Wajah pria kelahiran tahun 1977 ini  akrab ditemui di layar kaca ketika aktif sebagai aktor dan presenter TV di medio tahun 2000-an. Adrian mulai menemukan pintu masuk menuju dunia investasi keuangan sekitar tahun 2008. Kala itu, Adrian dikenalkan dunia investasi oleh seorang relationship manager dari sebuah bank asing tempat ia menjadi nasabah. 

Dari situ, Adrian sadar bahwa investasi penting untuk kesejahteraan dirinya pada masa mendatang. Apalagi, ia sadar profesi seperti aktor dan presenter TV tidak menghasilkan pendapatan yang stabil. Profesi ini  tidak akan selamanya bisa dijalankan seiring generasi lebih muda akan terus bermunculan. 

Itu sebabnya Adrian fokus untuk menata keuangannya. Instrumen investasi pertama yang dijajal oleh Adrian adalah reksadana saham. Dalam dua tahun setelah pertama kali berinvestasi di instrumen tersebut, ia mampu meraih kenaikan imbal hasil hingga puluhan persen. Imbal hasil dari reksadana saham yang diinvestasikannya jelas lebih tinggi ketimbang deposito atau tabungan.

Baca Juga: Tren Baru! Generasi Z dan X Makin Sering Gunakan Kripto untuk Belanja dan Investasi

Sejak saat itu, Adrian semakin termotivasi untuk belajar lebih dalam soal dunia pasar modal. Maka itu, pada 2010 silam pria yang pernah mengecap bangku kuliah di Universitas Trisakti ini memberanikan diri untuk ikut ujian kompetensi dan lisensi dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) yang sekarang jadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Hasilnya, pada tahun 2011 Adrian sukses mengantongi lisensi sebagai wakil manajer investasi atau investment manager representative.

Adrian juga rajin mengikuti berbagai seminar dan workshop selama bertahun-tahun demi memperdalam ilmu investasi keuangan dan dunia pasar modal.  Adrian juga rajin membaca buku tentang investasi. Ia termasuk orang yang tidak pelit untuk membeli hingga puluhan buku terkait dunia investasi.

Baginya, buku merupakan sarana memperoleh pengetahuan yang paling efisien dan termurah, terutama jika tidak mengikuti jalur formal untuk belajar investasi.

Pelajaran berharga

Dalam berinvestasi, Adrian tentu pernah merugi. Bahkan, ketika pertama kali terjun ke dunia investasi pada 2008 silam, kondisi ekonomi dunia sebenarnya sedang penuh gejolak akibat krisis perumahan di Amerika Serikat (AS). Kala itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat turun 50%.

Seperti investor lainnya, pria yang hobi main golf ini juga pernah salah ambil keputusan. Aset yang diinvestasikan Adrian juga mengalami penyusutan nilai. Padahal, ia berinvestasi hingga ratusan juta atau lebih.

Ketika aset investasinya turun 30%, ia mengaku mulai gegabah dan panik. Akhirnya, ketika penurunannya mencapai 40%, ia putuskan untuk jual rugi. “Kalau sudah 40% bukan cut loss lagi namanya,” imbuh Adrian.

Meski sempat kecewa, tapi masa lalu bisa menjadi pembelajaran yang berharga pada masa-masa berikutnya. Tak hanya itu, beberapa tahun yang lalu, ia pernah ditipu oleh seseorang yang mengajari investasi saham melalui seminar.

Adrian pernah ditawari untuk membeli saham yang diperkirakan harganya dapat naik ratusan persen pada masa mendatang. Akhirnya, ia coba membeli saham tersebut. Namun, bukannya untung, ia malah buntung.

"Orang tersebut ternyata kepanjangan tangan dari pihak tertentu. Ada kemungkinan pihak tersebut menggoreng saham emiten-emiten yang tidak likuid. Saya rugi ratusan juta dan lagi-lagi saya jadikan pembelajaran,” tukas dia.

Bagi Adrian, investasi bisa memungkinkan investor untuk melihat bagaimana ekonomi dunia dan negara bekerja. Dengan investasi, maka investor juga bisa belajar proses pertumbuhan bisnis suatu perusahaan.

Saat ini Adrian melakukan diversifikasi aset investasinya ke saham 20%, ke reksadana pasar uang dan pendapatan tetap masing-masing 30%. Kemudian sisanya dia investasikan pada aset properti.                         

Selanjutnya: Resep Tahu Aci Enak yang Gampang Bikinnya: Renyah, Gurih dan Kenyal

Menarik Dibaca: Waspadai! Ini 4 Ciri-Ciri Darah Haid Tidak Normal yang Harus Wanita Tahu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×