Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam dunia investasi, pilihan tidak selalu terbatas pada pasar modal atau instrumen keuangan. Ada alternatif lain yang lebih dekat dengan perekonomian nyata dan memberikan dampak langsung, yaitu investasi di sektor riil.
Investasi di sektor ini melibatkan penempatan modal pada bisnis atau aset berwujud yang memiliki nilai fisik dan secara langsung berkontribusi pada perekonomian, termasuk berinvestasi di industri otomotif.
Dalam jangka panjang, sektor riil mampu menghasilkan pendapatan yang berkelanjutan melalui kegiatan produksi dan penjualan barang atau jasa.
Di sisi lain, investasi ini juga memiliki tantangan tersendiri, seperti risiko operasional, perubahan regulasi, hingga ketergantungan pada kondisi pasar lokal dan global.
Baca Juga: Penjualan Cipta Perdana Lancar (PART) Melonjak Usai IPO, Begini Rinciannya
Inilah jalur yang dipilih oleh Hamim, Direktur Utama PT Cipta Perdana Lancar Tbk (PART). Perjalanan Hamim berinvestasi di sektor otomotif dimulai dari langkah sederhana.
Ia memulai usahanya dengan menyewa lahan seluas 80 meter persegi di sebuah gedung bekas pabrik aki kering berlisensi Amerika Serikat. Gedung tersebut telah berubah fungsi menjadi area sewaan yang dikavling, dan di sanalah Hamim mulai merintis bisnisnya.
Berbekal semangat untuk dikenal dan dipercaya, Hamim memiliki gagasan untuk menerapkan sistem manajemen mutu bersertifikasi International Organization for Standardization (ISO), meskipun perusahaannya masih kecil dan sederhana.
Bahkan di awal perkembangan bisnisnya, ia memutuskan untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9001 sistem manajemen mutu, meskipun pendapatan perusahaan masih di bawah Rp 100 juta.
Bagi Hamim, ISO bukan sekadar dokumen, melainkan nilai jual dan kepercayaan yang menunjukkan komitmen perusahaannya terhadap kualitas.
Baca Juga: Kinerja Cipta Perdana Lancar (PART) Bakal Terkerek Berkat Pertumbuhan Sektor Otomotif
Rupanya, strategi ini berhasil menarik perhatian calon pelanggan. Banyak yang penasaran, bagaimana perusahaan kecil seperti milik Hamim bisa memiliki sertifikasi ISO. Rasa penasaran ini berubah menjadi kepercayaan setelah mereka melihat langsung proses produksi dan manajemen mutu yang diterapkan.
Namun, perjalanan Hamim tidak selalu mulus. Ia menghadapi tantangan dalam hal permodalan untuk mengembangkan usahanya, sementara aset yang dimilikinya terbatas.
Nah, solusi muncul dari seorang teman yang bersedia menjaminkan tanah miliknya demi mendapatkan pinjaman bank. Berbekal modal awal sebesar Rp 250 juta dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), Hamim mulai melakukan ekspansi, dari membeli lahan hingga mendatangkan mesin produksi.
Tak berhenti di situ, Hamim terus mengembangkan usahanya. Ketika pelanggan meminta beberapa produk tambahan di komponen otomotif, ia kembali mencari modal tambahan.
Pinjaman dari BRI meningkat menjadi Rp 500 juta, dan selanjutnya ia mulai bekerja sama dengan bank swasta seperti Bank Muamalat untuk memperoleh pinjaman bank yang lebih besar.
"Jadi bisnis saya ini kan bukan dari nol tapi dari minus tiga," kata Hamim, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Cipta Perdana Lancar (PART) Gelar Diversifikasi Bisnis, Intip Rencananya
Kinerja perusahaannya pun cukup stabil dari tahun ke tahun. Untuk tahun ini saja, PART menargetkan pendapatan bisa mencapai Rp 300 miliar lebih, lebih tinggi dibandingkan realisasi pendapatan tahun 2024 yang mencapai Rp 267,37 miliar.
Selain investasi pada pengembangan usahanya sendiri, Hamim juga mulai mengenal investasi saham melalui kepemilikan di perusahaannya sendiri, yaitu PART. Bersama keluarganya, ia memiliki sekitar 75% saham perusahaan, sementara 25% dilepas ke publik saat IPO.