Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Rabu (3/5), usai melemah di hari sebelumnya. Analis memperkirakan penguatan rupiah masih bisa .
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Puteri mengatakan bahwa rupiah memang dalam tren penguatan di sebulan terakhir. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS didukung oleh membaiknya fundamental domestik.
"Contohnya, pertumbuhan ekonomi yang solid, cadangan devisa yang tetap tinggi, inflasi yang terkendali, surplus neraca perdagangan yang berlanjut, dan capital inflow yang berlanjut ke pasar keuangan domestik," kata Reny kepada Kontan.co.id, Rabu (3/5).
Baca Juga: Penguatan Kurs Rupiah Bisa Berlanjut
Di sisi lain, dolar AS juga diliputi sentimen negatif melalui perlambatan ekonomi dan gejolak di pasar keuangan AS, menyusul kolapsnya sektor perbankan AS. Kekhawatiran AS akan gagal bayar utang (default) juga menjadi sentimen negatif bagi dolar AS.
Selain itu, pelaku pasar juga melihat kenaikan suku bunga acuan Fed Funds Rate sudah priced-in. Puncak suku bunga diperkirakan berada di 5,25% pada tahun ini.
Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 14.706 per Dolar AS, Rabu (3/5)
Reny memproyeksikan bahwa dalam jangka panjang, rupiah dan mata uang global akan cenderung menguat terhadap dolar AS. Hal ini sejalan dengan tekanan kenaikan suku bunga yang mereda karena inflasi yang terus menurun menuju target bank sentral AS. Ekonomi domestik juga membaik sehingga mendukung stabilisasi nilai tukar rupiah.
"USD/IDR diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp 14.500–Rp 15.500 sepanjang tahun ini dengan prediksi akhir tahun di level Rp 15.285," pungkas Reny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News