Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali menguat pada Rabu (3/5) setelah melemah di hari sebelumnya. Penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih berpeluang berlanjut disokong solidnya perekonomian Indonesia.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, masih sangat berpotensi menguat untuk jangka panjang. Menurut dia, nilai tukar rupiah masih akan terus terapresiasi selama surplus perdagangan yang diperkirakan masih akan berkelanjutan.
"Seberapa lama dan seberapa jauh akan tergantung pada evaluasi pemerintah dan Bank Indonesia dalam menilai tingkat rupiah yang ideal sehingga tidak justru menurunkan daya saing," ujar Lukman.
Adapun sentimen pendorong rupiah utamanya berasal dari revisi PP Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor yang akan dapat memanfaatkan surplus perdagangan. Sehingga, meningkatkan cadangan devisa secara signifikan.
Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 14.706 per Dolar AS, Rabu (3/5)
Penguatan nilai tukar rupiah juga disokong oleh inflasi yang sudah turun mendekati target pemerintah 2%-4%, serta pertumbuhan ekonomi yang relatif kuat.
Meski begitu, ada pula sentimen negatif yang perlu diperhatikan seperti ketidakpastian global, krisis perbankan yang dikhawatirkan belum usai, perang di Ukraina, tensi geopolitik China-AS, dan perlambatan ekonomi global.
Lukman masih memberikan outlook positif terhadap rupiah hingga akhir tahun. Dia menyebut, support kuat rupiah berada di di Rp 13.500 per dolar AS dan resistance di Rp 15.500 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News