kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.970.000   24.000   1,23%
  • USD/IDR 16.319   -22,00   -0,13%
  • IDX 7.469   124,49   1,70%
  • KOMPAS100 1.044   14,12   1,37%
  • LQ45 790   8,31   1,06%
  • ISSI 251   6,62   2,71%
  • IDX30 409   4,38   1,08%
  • IDXHIDIV20 473   6,01   1,29%
  • IDX80 118   1,61   1,38%
  • IDXV30 122   3,33   2,82%
  • IDXQ30 131   1,50   1,16%

Kinerja Valas Utama Beragam, CHF dan EUR Menarik untuk Dilirik


Rabu, 23 Juli 2025 / 05:45 WIB
Kinerja Valas Utama Beragam, CHF dan EUR Menarik untuk Dilirik
ILUSTRASI. Sejumlah mata uang utama menunjukkan pergerakan yang beragam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa pekan terakhir. Photo by Farzaneh Khademian/ABACAPRESS.COM


Reporter: Melysa Anggreni | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sejumlah mata uang utama menunjukkan pergerakan yang beragam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa pekan terakhir.

Prospek pemangkasan suku bunga ditambah dengan memanasnya isu tarif menjadi dua faktor utama yang memengaruhi dinamika pasar valuta asing.

Presiden Komisaris HFX International Berjangka Sutopo Widodo menjelaskan bahwa eskalasi perang dagang cenderung memberi dampak besar terhadap sentimen pasar dan arah gerak dolar AS.

Baca Juga: Menguat Tipis, Rupiah Masih Bergerak di Atas Rp 16.300 Per Dolar AS, Selasa (22/7)

Dalam hal ini, serangkaian tarif baru yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump telah mendorong pelemahan kinerja dolar AS, meski penerapannya baru akan efektif pada 1 Agustus 2025 mendatang.

“Independensi Federal Reserve (The Fed) juga menjadi sorotan pasar. Kekhawatiran terhadap intervensi politik dalam penentuan arah kebijakan suku bunga menambah ketidakpastian,” ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Selasa (22/7/2025).

Sutopo menambahkan bahwa rilis data ekonomi seperti inflasi dan ketenagakerjaan juga turut memengaruhi arah kebijakan moneter.

Suku bunga bank sentral memiliki pengaruh besar terhadap nilai tukar mata uang suatu negara.

Secara umum, pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga The Fed akan dimulai pada September dan Oktober 2025, masing-masing sebesar 25 basis poin.

Baca Juga: Dolar Bergerak Tipis, Investor Menanti Kepastian Tarif Perdagangan

Meski laju pemangkasan Federal Funds Rate (FFR) terbilang melambat, indeks dolar AS masih bertahan dalam zona koreksi, mencatat penurunan lebih dari 9% secara year-to-date (YTD).

“Sementara itu, European Central Bank (ECB) dan Bank of England (BoE) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dibandingkan The Fed. Hal ini berpotensi menarik aliran modal masuk ke kawasan Eropa,” imbuhnya.

Sementara itu, mata uang berbasis komoditas seperti dolar Australia (AUD) dan dolar Kanada (CAD) mendapat sedikit dorongan dari pelemahan dolar AS, seiring dengan menguatnya harga komoditas.

Namun di sisi lain, mata uang safe haven seperti yen Jepang (JPY) dan franc Swiss (CHF) cenderung kurang diminati karena investor mulai beralih ke aset yang lebih berisiko di tengah pelemahan dolar.

Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat Tipis ke Rp 16.320 Per Dolar AS pada Hari Ini (22/7)

Namun demikian, lanjut Sutopo, ketidakpastian global masih menjadi penahan bagi penguatan signifikan dari mata uang-mata uang tersebut.

Dari sisi lain, Lukman Leong, Analis Doo Financial Futures, menambahkan bahwa kinerja yen Jepang masih dibayangi oleh ketidakpastian arah kebijakan suku bunga Bank of Japan (BoJ) serta kondisi politik domestik pasca pemilu.

“CHF masih didukung oleh statusnya sebagai safe haven. Di sisi lain, poundsterling (GBP) cenderung tertekan akibat prospek ekonomi Inggris yang lesu, inflasi tinggi, serta ancaman pelebaran defisit fiskal,” papar Lukman.

Ia juga menilai bahwa dolar AS berpotensi melemah lebih jauh apabila isu tarif tidak menemui penyelesaian konkret dan positif dalam waktu dekat.

“Mata uang yang berpeluang bersinar adalah CHF, sedangkan euro (EUR) masih akan bergantung pada negosiasi tarif dengan AS. Saat ini baru Inggris yang mencapai kesepakatan perdagangan yang relatif seimbang dengan AS, meskipun masih dibayangi isu fiskal,” jelasnya.

Menurut Lukman, prospek JPY masih tertekan akibat potensi tarif tambahan, dan kenaikan suku bunga BoJ sekalipun mungkin tidak cukup kuat untuk mendorong penguatannya.

Meski begitu, sebagai sekutu utama AS di Asia Pasifik, Jepang berpeluang mendapatkan kesepakatan dagang yang lebih adil dari Washington.

Proyeksi nilai tukar akhir 2025 versi Lukman Leong:

  • CHF: 0,7500 – 0,7600 per dolar AS
  • JPY: 140 per dolar AS
  • EUR: 1,1800 – 1,2000 per dolar AS
  • GBP: 1,3600 – 1,3800 per dolar AS
  • AUD: 0,6800 – 0,7000 per dolar AS

Selanjutnya: Cara Cetak KK Hilang atau Rusak Tanpa Fotokopi KTP dan Surat Pengantar RT/RW

Menarik Dibaca: Kumpulan Link Twibbon Hari Anak Nasional 2025 Gratis Pakai dan Download

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×