kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Tumbuh Subur di Semester I-2022, Begini Rekomendasi Saham CPO


Rabu, 03 Agustus 2022 / 06:05 WIB
Kinerja Tumbuh Subur di Semester I-2022, Begini Rekomendasi Saham CPO


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten CPO mencatatkan kinerja yang ciamik sepanjang semester pertama tahun ini. Meskipun akan ada tekanan penurunan harga di semester kedua, emiten CPO dinilai masih punya prospek yang cerah di sisa tahun ini. 

PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) membukukan pendapatan TAPG tumbuh 61,6% secara year on year (yoy) menjadi Rp 4,62 triliun per Juni 2022. Adapun laba bersih TAPG melesat 338,5% yoy jadi Rp 1,78 triliun. 

Lalu ada PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang membukukan laba bersih senilai Rp 809,31 miliar atau naik 24,63% yoy. AALI juga membukukan pendapatan senilai Rp 10,96 triliun atau naik 1,21% yoy. 

Baca Juga: Sempat Tembus RM 4.200, Harga CPO Kembali Turun di Bawah RM 4.000 per Ton

Pertumbuhan kinerja juga terjadi pada PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), yang mencetak laba sebesar Rp 467 miliar atau naik 119% yoy di paruh pertama tahun ini. Pendapatan DSNG juga naik 15% yoy jadi Rp 3,8 triliun.

Analis Reliance Sekuritas Lukman Hakim menilai emiten CPO pada semester kedua masih memiliki prospek yang bagus. Prospek emiten CPO didukung oleh pergerakan harga komoditas CPO. 

Selain itu, dia bilang pembebasan biaya ekspor dalam aturan PMK 115/PMK.05/2022 yang mengatur tarif bea keluar untuk meningkatkan ekspor CPO, akan menjadi sentimen mendukung bagi ruang gerak emiten CPO. 

"Peraturan pemerintah terkait CPO yang dapat meningkatkan kinerja emiten CPO, serta permintaan CPO yang masih kuat khususnya dari China di tengah pembebasan pajak ekspor," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (2/8). 

Baca Juga: Demi Ekspor, Kemendag Usul Pungutan Ekspor CPO Diperpanjang

Sementara itu, Head of Investment Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe memaparkan kemungkinan harga CPO di semester kedua ini bisa turun karena adanya panen raya sehingga keuntungan tidak terlalu besar. 

"Emiten CPO masih bisa profit karena cost mereka lebih rendah, dengan CPO di harga RM 4.000 per ton juga masih bisa profit karena cost mereka biasanya di RM 1.200 per ton," kata Kiswoyo. 

Dia menyebut umumnya penurunan harga terjadi antara September atau Oktober. Biasanya harga saham CPO bisa juga ikut tertekan. Menurutnya, di saat seperti itu bisa dimanfaatkan untuk beli. 

Kiswoyo menjagokan saham AALI, LSIP, DSNG, dan TAPG. Namun dia menyarankan untuk menunggu koreksi yang mungkin terjadi pada September dan Oktober mendatang. 

Sementara Lukman menilai saham TAPG bisa diperhatikan seiringan dengan pertumbuhan laba yang solid di semester I-2022. Support saham TAPG di Rp 700 dan resistance Rp 805 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×