kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Sedang Lesu, Berikut Rekomendasi Analis pada Saham Emiten Barang Kimia


Rabu, 09 November 2022 / 19:20 WIB
Kinerja Sedang Lesu, Berikut Rekomendasi Analis pada Saham Emiten Barang Kimia
pabir petrokimia?PT Chandra Asri Petrochemical Tbk TPIA anak dari PT Barito Pacific Tbk BRPT. Kinerja Sedang Lesu, Berikut Rekomendasi Analis pada Saham Emiten Barang Kimia.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dengan beragam variasi produknya, emiten yang bergelut di bidang bisnis barang kimia punya kinerja yang berbeda per kuartal III-2022. Sejumlah emiten membukukan kinerja yang kurang memuaskan.

Tengok saja duo emiten milik taipan Prajogo Pangestu, yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). Laba bersih BRPT ambles hingga 88,77% secara tahunan (YoY) dari US$ 100,58 juta menjadi US$ 11,29 juta per September 2022.

Kinerja anak usahanya lebih merana. Kinerja TPIA berbalik dari membukukan laba bersih US$ 166,43 juta per kuartal III-2021 menjadi rugi US$ 111,54 dalam periode sembilan bulan tahun ini.

Sementara itu, pendapatan BRPT dan TPIA tumbuh terbatas. BRPT meraup pendapatan sebesar US$ 2,37 miliar atau naik 3% secara YoY. Sedangkan pendapatan TPIA tumbuh 3,19% menjadi US$ 1,94 miliar hingga September 2022.

Baca Juga: Antisipasi Resesi Global, Pelaku Industri Tunggu Insentif Riil dan Jangka Panjang

Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi, mengungkapkan bahwa kondisi makro ekonomi global menjadi faktor penentu kinerja TPIA hingga kuartal III lalu. TPIA menghadapi tantangan eksternal seperti harga minyak mentah yang berada di level tinggi akibat panasnya kondisi geopolitik Rusia - Ukraina.

Rata-rata harga minyak mentah sebesar US$ 100 per barel. Melesat hingga 51% dibandingkan periode sembilan bulan 2021. Selain itu, permintaan dari China relatif rendah akibat masih adanya pemberlakuan lockdown covid-19.

Meski menghadapi tantangan eksternal berupa permintaan luar negeri yang melambat dan mahalnya harga bahan baku, tapi Suryandi optimistis prospek industri petrokimia akan tetap terjaga. 

"Masih terbantu dengan tingginya permintaan di pasar domestik. Harapan kami kinerja Perseroan akan membaik seiring pertumbuhan permintaan domestik," kata Suryandi kepada Kontan.co.id, Rabu (9/11).

Baca Juga: Surya Biru Murni (SBMA) Targetkan Penjualan Rp 123 Miliar Tahun Depan

Berbeda nasib dengan PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) yang justru diuntungkan dengan dinamika pasar komoditas global. Emiten yang bergerak di bidang energi dan kimia melalui kilang LPG dan pabrik amoniak ini mengantongi pendapatan senilai US$ 557,03 juta.

Pendapatan ESSA hingga kuartal III-2022 melesat 131,6% secara YoY. Laba bersih ESSA bahkan meroket 1.183,9% menjadi US$ 104,64 juta.

Harga amoniak dan LPG melonjak, mengikuti harga gas dan minyak mentah yang tinggi. Realisasi harga amoniak ESSA pada periode sembilan bulan 2022 meroket 105% secara YoY menjadi US$ 902 per metrik ton.




TERBARU

[X]
×