Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mencatatkan kinerja solid selama kuartal I-2025. Lonjakan permintaan dari segmen fiber atau serat optik menjadi angin segar bagi perseroan.
Pendapatan TOWR pada kuartal I-2025 mencapai Rp 3,2 triliun, meningkat 5,3% secara tahunan. Nah, segmen fiber kini menyumbang 22,4% terhadap total pendapatan perseroan, naik dari 19,5% pada periode sama tahun lalu.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Daniel Widjaja dan Wilbert Arifin mengatakan, TOWR memperkuat posisi dengan jumlah menara yang kini mencapai 35.506 menara, tumbuh 14,4% secara tahunan.
Baca Juga: Sarana Menara Nusantara (TOWR) akan Gelar Rights Issue, Berikut Jadwalnya
Perluasan serat optik terhubung ke menara (FTTT) pun naik 19,8% year-on-year (yoy). Sedangkan layanan internet berbasis serat optik atau Fiber To The Home (FTTH) juga tetap kuat, dengan sambungan ke rumah (home connect) naik 46,5% secara tahunan. Juga, cakupan (homepasses) meningkat 68%.
“Ekspansi jaringan fiber ini bisa membuat TOWR menangkap lonjakan permintaan data, khususnya di wilayah Indonesia yang belum terlayani,” terang Daniel & Wilbert dalam laporan riset 11 Juni 2025.
Meskipun begitu, TOWR harus siap menghadapi tantangan dari proses konsolidasi tenant, khususnya penggabungan XL Axiata dan Smartfren (XLSmart).
Analis Ina Sekuritas, Arief Machrus memperkirakan, TOWR akan mengalami pengurangan 700 menara sepanjang tahun ini. Prediksi tersebut seiring rasionalisasi site yang dilakukan oleh XLSmart, yang menargetkan penutupan hingga 6.000 menara tumpang tindih.
“Akibatnya, pengurangan site berskala besar ini diperkirakan akan menekan pendapatan dari lini bisnis menara,” ujarnya dalam riset 12 Juni 2025.
Maka, perseroan pun memproyeksikan pertumbuhan pendapatan sepanjang 2025 hanya berada di kisaran satu digit moderat.
Baca Juga: Sarana Menara (SAME) Absen Bagi Dividen, Analis Sarankan Hal Ini
Kendati begitu, pendapatan serta laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) tetap resilien. EBITDA perseroan menyentuh Rp 2,7 triliun, menandakan kenaikan 12% secara tahunan.
Daniel & Wilbert memandang positif ekspansi fiber sebagai katalis utama pertumbuhan jangka panjang TOWR.
“Pemangkasan suku bunga Bank Indonesia baru-baru ini juga berdampak positif bagi prospek pertumbuhan perseroan,” imbuh mereka.
Begitupun Arief yang mencermati kinerja keuangan TOWR dalam tiga bulan pertama tahun ini sejalan dengan ekspektasi.
Oleh karena itu, Arief merekomendasikan beli TOWR dengan target harga Rp 800 per saham. Adapun Daniel dan Wilbert juga merekomendasikan beli dengan target harga Rp 900.
Selanjutnya: Penerbitan Obligasi Korporasi Marak di Semester II-2025, Menarik Dilirik?
Menarik Dibaca: Eva Mulia Acne Set: Solusi Perawatan Kulit Berjerawat Sesuai Kebutuhan Kulitmu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News