kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja reksadana saham paling tertekan sepanjang semester pertama 2021


Minggu, 04 Juli 2021 / 12:17 WIB
Kinerja reksadana saham paling tertekan sepanjang semester pertama 2021
ILUSTRASI. Infovesta 90 Equity Fund Index yang mencerminkan kinerja reksadana saham turun 9,27% di semester pertama 2021.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Selain itu, Wawan melihat reksadana pendapatan tetap walau sempat tertekan, masih berpotensi untuk memberikan imbal hasil 7% di akhir tahun nanti. Menurut dia, yield acuan SBN 10 tahun yang saat ini berada di 6,55% bisa bergerak menuju 6,0% pada akhir tahun. Selain itu, pembagian kupon juga akan ikut mendorong kinerja reksadana pendapatan tetap.

Dia bilang, walaupun saat ini ada sentimen tapering, pasar setidaknya sudah siap sejak jauh-jauh hari sehingga sentimen ini sudah mulai priced in. Oleh karena itu, Wawan melihat harga obligasi akan mulai bangkit pada sisa akhir tahun ini. Ditambah lagi, dengan data inflasi terbaru yang masih rendah, bisa jadi otoritas kembali menurunkan suku bunga acuan sebagai stimulus ekonomi.

Sementara untuk reksadana saham, Wawan memperkirakan outlook pada sisa akhir tahun ini masih akan agak berat. Pemulihan ekonomi yang digadang-gadang jadi faktor pendongkrak utama justru kembali terhambat. Apalagi, pemerintah kembali memberlakukan PPKM darurat yang akan membatasi aktivitas ekonomi dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi, khususnya pada kuartal ketiga 2021 yang akan terhambat.

“Proyeksi awal kami, reksadana saham bisa memberikan imbal hasil 10% pada tahun ini, kemungkinan besar akan kami revisi dengan perkembangan saat ini. (Target baru) harus melihat hasil laporan keuangan emiten pada kuartal kedua 2021,” ujar dia.

Baca Juga: PPKM Darurat bakal menekan bisnis kartu kredit, begini strategi perbankan

Dengan berbagai perkembangan terbaru yang terjadi, Wawan merekomendasikan, untuk investor dengan jangka waktu 1-3 tahun, bisa mengatur portofolionya menjadi 50% pada reksadana pendapatan tetap, 30% pada pasar uang, dan 20% pada saham. Ketika kondisi mulai membaik, porsi pasar uang bisa ditukar dengan reksadana saham.

Sementara untuk investor dengan jangka waktu 3-5 tahun, ia merekomendasikan untuk menyimpan dananya sebesar 40% pada reksadana saham, 40% pada reksadana pendapatan tetap, dan 20% pada reksadana pasar uang.

Baca Juga: Dampak tapering dinilai minim, yield SBN masih berpotensi menuju 6% pada akhir tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×