Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Hingga akhir tahun Rudiyanto memproyeksikan IHSG tumbuh ke level 5.500-6.000. Sentimen positif datang dari windows dressing di akhir tahun.
Selain itu, Rudiyanto juga memandang positif jumlah pertumbuhan kasus Covid-19 di dalam negeri belakangan tidak lagi menyentuh angka 4.000 dalam satu hari. "Mulai ada tanda-tanda penurunan kasus Covid-19 di saat yang sama negara lain malah naik, jika kasus terus turun, pasar modal akan lebih baik lagi," kata Rudiyanto.
Dalam meracik portofolio reksadana saham, saat ini Rudiyanto fokus memilih emiten yang memiliki laporan keuangan positif. Selain itu, Rudiyanto juga memandang menarik 4 saham perbankan terbesar yang sempat terkoreksi. Emiten di sektor infrastruktur, seperti telekomunikasi yang memiliki laporan keuangan positif juga menarik.
Baca Juga: IHSG turun 0,26% pada Senin (2/11), investor asing mencetak net sell besar
Untuk pasar obligasi, Rudiyanto memproyeksikan masih bisa tumbuh di 2021. Namun, pertumbuhan kinerja aset obligasi tidak lagi signifikan seperti saat yield berada di 7% lalu turun ke 6,6%. "Kinerja reksadana pendapatan tetap paling tidak bisa stabil tumbuh karena suku bunga dipertahankan rendah," kata Rudiyanto.
Tapi, penurunan suku bunga membuat pertumbuhan kinerja reksadana pasar uang cenderung mini. Rudiyanto juga mengatakan sangat merasakan penurunan imbal hasil dari reksadana pasar uang karena suku bunga deposito perbankan mulai turun di bawah 4%.
Baca Juga: Mayoritas positif, hanya return reksadana saham yang terkoreksi dalam sepekan kemarin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News