kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.936.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

Kinerja Reksadana Loyo dalam Sepekan Ini


Jumat, 20 Juni 2025 / 17:41 WIB
Kinerja Reksadana Loyo dalam Sepekan Ini
ILUSTRASI. Kinerja reksadana terpantau loyo dalam sepekan ini. Indeks reksadana kompak menunjukkan pelemahan karena eskalasi konflik geopolitik yang bertepatan dengan momentum profit taking di pasar keuangan.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja reksadana terpantau loyo dalam sepekan ini. Indeks reksadana kompak menunjukkan pelemahan karena eskalasi konflik geopolitik yang bertepatan dengan momentum profit taking di pasar keuangan. 

Berdasarkan data Infovesta Utama, per Kamis (19/6), sejak awal pekan indeks reksadana saham terperosok 1,77%, mengalami koreksi paling dalam. Di posisi kedua, reksadana campuran turut terkoreksi sebesar 0,90%. Lalu terakhir, reksadana pendapatan tetap melemah tipis 0,03%.

Syanne Gracetine, Investment Specialist PT Syailendra Capital, memandang pelemahan yang terjadi pekan ini masih wajar. “Mengingat reli yang terjadi di pasar saham maupun obligasi sudah cukup masif,” ungkapnya kepada Kontan, Jumat (20/6). 

Baca Juga: Ketidakpastian Tetap Ada, Begini Strategi Mengelola Investasi Reksadana

Memang pada bulan Mei lalu, banyak momentum positif yang otomatis mendorong kinerja pasar keuangan. Di antaranya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berhasil rebound ke level 7.100–7.200 dari posisi 6.800, serta yield surat berharga negara (SBN) 10 tahun yang kembali ke kisaran 6,75% dari 7,14%. 

Pun, pada bulan Mei 2025, indeks reksadana kompak menguat secara bulanan, dengan reksadana saham menguat 4,44%, reksadana campuran 2,92%, dan reksadana pendapatan tetap 1,03%. 

Tak heran investor memanfaatkan momentum tersebut untuk merealisasikan keuntungan, baik di pasar saham maupun obligasi. Dus, dana keluar mengerek turun indeks saat.

Ditambah, pekan ini dipenuhi banyak sentimen negatif dari global. Syanne menyebut ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang berpotensi bakal turut melibatkan negara adidaya utama Amerika Serikat (AS) merupakan salah satu penyebab lesunya kinerja reksadana. 

Pun, pemulihan kinerja reksadana bakal turut bergantung pada perkembangan konflik Timur Tengah ini. Namun tak hanya itu, Syanne mengatakan, kejelasan kebijakan tarif impor AS dan progres pemulihan ekonomi China turut menjadi penentu. 

Saat ini, rekomendasi Syanne jatuh kepada reksadana pendapatan tetap, apalagi untuk investor dengan risk profile konservatif hingga moderat. 

Pasalnya, yield obligasi pemerintah di kisaran 4,7% terbilang menarik di mata asing dan berpotensi memicu aliran dana masuk. Pun, obligasi korporasi bisa dicermati dengan nilai total obligasi beredar yang belum jatuh tempo (outstanding) sebesar Rp 66,5 triliun per Mei 2025 atau setara 67% dari total outstanding 2024. 

Namun, Syanne bilang, investor dengan profil risiko agresif juga bisa mempertimbangkan untuk menambah porsi di pasar saham. “Mengingat koreksi saat ini masih tergolong sehat dan valuasi indeks yang masih murah,” imbuhnya. 

Baca Juga: Menilik Perbaikan Kinerja Reksadana Saham Syariah, Bagaimana Prospeknya?

Selanjutnya: Rekomendasi Produk Reksadana di Tengah Ketegangan Geopolitik

Menarik Dibaca: Libur Sekolah, Penumpang Rombongan Whoosh Bisa Dapat Diskon hingga 20%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×