kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.911.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.226   -37,00   -0,23%
  • IDX 6.878   -3,19   -0,05%
  • KOMPAS100 1.002   -0,07   -0,01%
  • LQ45 766   -0,64   -0,08%
  • ISSI 227   0,63   0,28%
  • IDX30 394   -0,39   -0,10%
  • IDXHIDIV20 456   -1,33   -0,29%
  • IDX80 112   0,04   0,04%
  • IDXV30 114   0,89   0,79%
  • IDXQ30 128   -0,45   -0,35%

Kinerja MDKA dan MBMA Turun di Kuartal I-2025, Cermati Rekomendasi Analis


Kamis, 03 Juli 2025 / 05:30 WIB
Kinerja MDKA dan MBMA Turun di Kuartal I-2025, Cermati Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Pertambangan mineral Grup Merdeka (MDKA dan MBMA). Kinerja keuangan emiten Grup Merdeka, yakni PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) kurang memuaskan.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan emiten Grup Merdeka, yakni PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) kurang memuaskan pada kuartal I-2025.

MDKA membukukan pendapatan konsolidasi sebesar US$ 502,17 juta pada kuartal I-2025 atau turun 7,18% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Di sisi lain, rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk MDKA berkurang 75,44% yoy menjadi US$ 3,74 juta.

Sementara itu, MBMA mengalami penurunan pendapatan sebesar 17,58% yoy menjadi US$ 366,11 juta pada kuartal I-2025. Pada saat yang sama, MBMA menderita rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 3,46 juta.

Baca Juga: Emiten Konsumer Grup Salim Catat Kinerja Solid di Kuartal I, Cek Rekomendasi Analis

Manajemen MDKA menyebut, pihaknya diuntungkan oleh harga emas yang lebih tinggi sehingga berkontribusi pada tambahan pendapatan sebesar US$ 47 juta dari segmen penjualan emas, serta US$ 24 juta dari penjualan limonit kepada pihak ketiga.

Kenaikan kinerja dari dua segmen ini membantu mengimbangi penurunan kontribusi dari produk hilir nikel dan segmen tembaga, sehingga penurunan pendapatan MDKA hanya sekitar 7% secara tahunan.

 

Dari sisi operasional, tambang nikel SCM mampu memproduksi 1,8 juta metrik ton basah atau wet metrik ton (wmt) nikel limonit, meningkat 54% yoy dan 1,3 juta wmt nikel saprolit atau naik 190% yoy pada akhir kuartal I-2025. 

Meskipun produksi nikel menurun dibandingkan kuartal sebelumnya akibat curah hujan musiman, volume keseluruhan secara signifikan lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sehingga mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.

Lebih lanjut, pabrik peleburan atau smelter RKEF yang dijalankan MBMA memproduksi 16.297 ton nikel dalam bentuk Nickel Pig Iron atau turun 22% yoy pada kuartal I-2025.

Baca Juga: Kinerja Emiten Konstruksi Swasta Beragam pada Kuartal I, Simak Rekomendasi Sahamnya

Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh proses peningkatan bertahap di PT Bukit Smelter Indonesia (BSI) setelah perbaikan tungku pada kuartal IV-2024, serta pemeliharaan terjadwal di PT Zhao Hui Nickel (ZHN) yang sempat dihentikan sementara akibat banjir. 

Peningkatan ini diperkirakan akan meningkatkan keselamatan dan efisiensi, serta mendukung penghematan biaya ke depan. Perbaikan lini tambahan BSI juga direncanakan pada semester kedua 2025.

Di samping itu, pengembangan pabrik pengolahan HPAL oleh MBMA yang merupakan bagian dari sistem produksi terintegrasi dan dijalankan bersama perusahaan-perusahaan material baterai global sukses mencatat kemajuan signifikan melalui anak perusahaan PT ESG New Energy Material (ESG), PT Meiming New Energy Material (Meiming), dan PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC).

Tidak hanya itu, Proyek Emas Pani MDKA tetap berjalan sesuai jadwal dan telah mencapai 49% penyelesaian pada akhir kuartal I-2025.

Rekayasa terperinci telah selesai, kontrak konstruksi utama telah ditetapkan, dan kontraktor telah mulai mobilisasi ke lokasi proyek. Model sumber daya terbaru menunjukkan potensi optimalisasi tambahan.

Komisioning Proyek Emas Pani ditargetkan sesuai rencana pada akhir 2025, dengan produksi emas pertama diperkirakan terjadi pada awal 2026.

Baca Juga: Laba AKR Corporindo (AKRA) Susut 5% pada Kuartal I-2025, Cek Rekomendasi Analis

Di tengah pelemahan kinerja keuangan, Presiden Direktur Merdeka Copper Gold Albert Saputro menyatakan, MDKA masih mampu mencatat kemajuan yang konsisten di seluruh segmen bisnis inti dan telah menyelesaikan sejumlah langkah langkah penting dalam proyek proyek strategis perusahaan.

“Merdeka tetap berkomitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang yang bertanggung jawab, sambil menjawab peluang dan tantangan yang terus berkembang pada 2025 dan seterusnya,” pungkas dia dalam keterangan resmi, Selasa (1/7).

Analis Korea Invesment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menyampaikan, kendati kinerja keuangan MDKA dan MBMA masih negatif, namun secara umum kondisi fundamental kedua emiten ini solid.

Sebab, proyek Tujuh Bukit sampai saat ini masih berproduksi dan proyek lainnya seperti Tambang Emas Pani masih dalam arah yang positif untuk mencapai target produksi yang ditentukan perusahaan. 

Baca Juga: Sektor Properti Tersengat Sentimen Positif Penurunan BI Rate, Cek Rekomendasi Analis

Tantangan bagi MDKA dan MBMA ada pada harga nikel yang belum naik, sementara kebutuhan capex emiten tersebut terbilang besar.

“Kinerja semester kedua mungkin akan lebih baik, karena ekspektasi harga nikel yang stabil dan berpotensi rebound seiring pulihnya ekonomi,” kata dia, Rabu (2/7).

Tren positif harga emas juga bisa menjadi sentimen positif bagi Grup Merdeka, terutama untuk MDKA. Potensi berlanjutnya kenaikan harga emas akan berdampak positif bagi kinerja MDKA, meski porsi pendapatan segmen emas mereka tidak sebesar emiten produsen emas lainnya.

Upaya menambah porsi pendapatan di segmen tersebut kemungkinan baru bisa terwujud ketika Proyek Emas Pani beroperasi pada 2026 nanti.

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Emiten LQ45 yang Sudah Rilis Laporan Kinerja Kuartal I-2025

Di samping itu, kebijakan pemerintah yang terus mendorong hilirisasi komoditas mineral juga menjadi sentimen positif bagi Grup Merdeka, khususnya MBMA. 

Wafi menyebut, baik MDKA maupun MBMA dapat dikoleksi oleh investor. Saham MDKA ditargetkan menyentuh level Rp 2.600 per saham, sedangkan MBMA di level Rp 500 per saham.

Selanjutnya: Harga Saham Turun 7,46% dari Awal 2025, Emiten Ini akan Bayar Dividen Rp 626 Miliar

Menarik Dibaca: Oppo Reno 5 Harga Juli 2025, Ini Dia Kelebihan Chipset-nya yang Jarang Diketahui

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×