Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten material penunjang konstruksi dan bangunan seperti kaca dan keramik berhasil mencatatkan kinerja yang solid sepanjang sembilan bulan pertama 2021.
Salah satunya PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) yang mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 1,88 triliun. Jumlah ini naik 16,91% dibandingkan penjualan pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,61 triliun.
Membaiknya pendapatan ARNA turut mengerek laba bersihnya. Laba bersih ARNA ikut terkerek 56,85%, dari sebelumnya Rp 221,50 miliar menjadi Rp 347,44 miliar per akhir September 2021.
Chief Financial Officer Arwana Citramulia Rudy Sujanto mengatakan, net profit yang bertumbuh hingga 57% terutama ditopang oleh penurunan beban pokok penjualan sebesar 5%.
Penghematan beban pokok penjualan dan perbaikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) merupakan perpaduan dari produksi yang lebih mendukung. Hal ini selaras dengan kehadiran line produksi 5B di Mojokerto yang khusus untuk memproduksi glazed porcelain.
Baca Juga: Arwana Citramulia (ARNA) optimistis tren positif berlanjut hingga kuartal IV-2021
Secara historis, dari periode 2015 hingga 2020, menunjukkan tingkat compound annual growth rate (CAGR) atau pertumbuhan tahunan majemuk sebesar 11% untuk penjualan bersih dan untuk 36% untuk laba bersih.
Rudy mengatakan, tingkat CAGR ini menggambarkan bahwa faktor utama dari pertumbuhan kinerja ARNA bukan sekadar mengandalkan pertumbuhan volume penjualan ataupun perbaikan harga jual rata-rata semata, tapi juga lebih mengandalkan faktor efisiensi biaya produksi. Salah satunya biaya bahan baku yang lebih efisien karena terobosan research and development (R&D).
ARNA memasang target optimistis tahun ini. Rudy memproyeksikan penjualan ARNA akan mengalami pertumbuhan sekitar 9%-10% untuk tahun 2021. Pertumbuhan ini akan melampaui (out performed) dari pertumbuhan penjualan keramik nasional di tahun ini.
Sejumlah sentimen akan menjadi pendorong kinerja ARNA tahun ini. Mulai dari program pembangunan public housing 1 juta unit per tahun yang merupakan program dari Presiden Jokowi.
Penjualan ARNA juga akan ditopang dari banyaknya proyek peremajaan rumah tinggal. ”Memperhatikan kinerja selama 9 bulan pertama 2021, kami merevisi naik target laba bersih 2021 dari semula Rp 422 miliar menjadi sekitar Rp 460 atau bertumbuh sekitar 40%,” terang Rudy saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (2/11).
Emiten keramik lainnya, yakni PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) juga membukukan kinerja apik sepanjang Januari-September 2021.
Pendapatan bersih CAKK tercatat mencapai Rp 192,80 miliar atau terkerek 29,54% secara year-on-year (yoy). Dengan demikian, CAKK berhasil meraup laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 5,33 miliar.
Direktur CAKK Juli Berliana Posman menuturkan, membaiknya kinerja CAKK tidak terlepas dari adanya penetrasi pasar baru di beberapa daerah. Di samping itu efisiensi dari sisi produksi yang membaik turut membantu CAKK dalam mendongkrak kinerja.
Baca Juga: Ada PPKM, target pendapatan Cahayaputra Asa Keramik (CAKK) tahun ini akan ada koreksi
Namun, Berliana menilai relaksasi di sektor properti belum sepenuhnya tercermin pada kinerja CAKK. Pihaknya berharap permintaan di sektor ini akan lebih baik ke depannya.
“CAKK optimistis pertumbuhan pendapatan dan laba bersih akan lebih baik dari tahun sebelumnya,” terang Berliana kepada Kontan.co.id.
Untuk tahun depan, CAKK berharap proyek-proyek pemerintah bisa kembali bergulir sehingga akan menyerap lebih banyak lagi produksi keramik dalam negeri.
PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) juga memasang target optimistis tahun ini. Emiten produsen kaca dan keramik ini menargetkan pendapatan mencapai Rp 4,1 triliun sampai dengan Rp 4,2 triliun, dengan laba bersih diperkirakan dapat mencapai Rp 525 miliar sampai dengan Rp 550 miliar tahun ini.
Sebagai perbandingan, MLIA membukukan pendapatan senilai Rp 3,73 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 55,08 miliar tahun lalu.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Mulia Industrindo Henry Bun meyakini, prospek industri kaca tahun ini cukup baik. Dia menilai, sektor properti hingga sektor down stream kaca seperti kaca cermin hingga kaca laminated akan menopang kinerja MLIA. Selain itu, sektor konsumer seperti industri minuman yang banyak menggunakan botol juga akan menopang penjualan MLIA.
Baca Juga: Hingga kuartal III, Mulia Industrindo (MLIA) serap 75% anggaran capex tahun ini
Pun demikian dengan industri kaca tahun depan, yang diperkirakan bakal semakin berkilau. “MLIA melihat pasar kaca tahun depan akan terus membaik seiring dengan semakin terkendalinya penanganan Covid-19 di Indonesia dan regional, serta pertumbuhan ekonomi Indonesia yang juga semakin membaik,” terang Henry saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (2/11).
Hingga September 2021, MLIA membukukan penjualan bersih sebesar Rp 3,19 triliun, tumbuh 18,68% secara year-on-year (yoy). Adapun laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk MLIA melonjak 3.349,21% menjadi Rp 429,74 miliar per kuartal III-2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News