Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, segmen Consumer Health (8%–10% YoY) dan Nutritionals (pertumbuhan mid-single digit) diprediksi mengalami kenaikan yang lebih moderat.
"Dalam segmen Pharma, produk-produk spesialis seperti onkologi, biosimilar, dan layanan terapi sel diproyeksikan menjadi pendorong utama pertumbuhan," ujar Edi.
Edi juga bilang KLBF melanjutkan strategi pemasaran agresif dengan mencatatkan beban penjualan sebesar Rp1,8 triliun pada kuartal IV-2024, meningkat 19% YoY meskipun turun 1% secara kuartalan. Perusahaan mulai meningkatkan belanja pemasaran sejak kuartal III-2024.
Baca Juga: Kinerja Kalbe Farma (KLBF) Positif, Cermati Rekomendasi Analis
Langkah ini telah memberikan dampak positif terhadap merek-merek yang dipromosikan, termasuk Bejo, meskipun tidak ada angka spesifik yang diungkapkan. Dus, investor perlu mencermati efektivitas strategi pemasaran ini dalam mendongkrak kinerja jangka panjang perusahaan.
Rekomendasi Saham
Meskipun harga saham KLBF telah mengalami penurunan signifikan dalam tiga bulan terakhir berkisar 21,67%, Edi menyarankan pelaku pasar cenderung bersikap wait and see.
Potensi kenaikan harga saham dalam waktu dekat dinilai tidak terlalu besar, meskipun risiko penurunan lebih lanjut juga relatif terbatas.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Dorong Produksi Vaksin Lokal, Cek Rekomendasi Analis
Dari sisi valuasi, level saat ini (18,4x 1-Year Forward P/E) belum cukup menarik, sementara pertumbuhan dan prospek dividen sekitar 3% dividend yield tergolong moderat.
"Keberhasilan inisiatif marketing yang lebih agresif menjadi salah satu potensi upside bagi KLBF," tutup Edi.
Selanjutnya: Kalah dari Pesaingnya, Penjualan Tesla di China Turun 11,5% di Januari 2025
Menarik Dibaca: Tingkatkan TKDN, FAT Gas Compressor Hadir di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News