Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatatkan kinerja menggembirakan dari sisi kenaikan laba dan pendapatan di sepanjang tahun 2024.
Berdasarkan riset dari Stockbit Sekuritas, KLBF mencatatkan indikasi laba bersih sebesar Rp 861 miliar pada kuartal IV- 2024 , tumbuh 23% secara tahunan (YoY) dan 50% secara kuartalan (QoQ).
Dengan hasil tersebut, total indikasi laba bersih sepanjang tahun 2024 mencapai Rp 3,24 triliun, naik 17,1% YoY.
Baca Juga: Kinerja Kalbe Farma (KLBF) di Atas Ekspektasi, Cek Rekomendasi Analis
Investment Analyst Lead Stockbit, Edi Chandren, mengatakan capaian ini sejalan dengan ekspektasi, mencapai 102% dari estimasi konsensus dan sedikit lebih tinggi dari target manajemen yang memproyeksikan pertumbuhan laba 13%–15% YoY.
Pertumbuhan laba bersih yang kuat pada kuartal IV-2024 didorong oleh dua faktor utama yakni, pertama, peningkatan pendapatan sebesar 7% YoY dan 6% QoQ.
Kedua, kenaikan margin laba kotor yang mencapai 41,3%, lebih tinggi dibandingkan 37% pada 4Q23 dan 38,6% pada 3Q24.
Baca Juga: Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Positif, Cek Rekomendasi Analis
Edi bilang manajemen KLBF menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebesar 8% – 10% YoY pada tahun 2025, dengan margin yang diperkirakan tetap stabil dibandingkan tahun 2024.
Meskipun fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menjadi tantangan, perusahaan telah mengambil langkah strategis dengan meningkatkan penggunaan mata uang Chinese Yuan dalam transaksi pembelian bahan baku dari China.
"Saat ini, sekitar 80% pembelian bahan baku obat dan bahan aktif farmasi (API) yang berkontribusi pada segmen Pharma dan Consumer Health telah menggunakan Chinese Yuan sebagai acuan, sehingga dapat membantu meredam risiko pelemahan rupiah terhadap dolar AS," kata Edi dalam risetnya, Kamis (6/2).
Dari sisi pendapatan, pertumbuhan pada 2025 diperkirakan akan lebih didorong oleh segmen Pharma (10%–12% YoY) dan Distribution & Logistics (9%–12% YoY).
Baca Juga: Kinerja Medikaloka Hermina (HEAL) Diproyeksi Kian Positif, Cek Rekomendasi Analis
Sementara itu, segmen Consumer Health (8%–10% YoY) dan Nutritionals (pertumbuhan mid-single digit) diprediksi mengalami kenaikan yang lebih moderat.
"Dalam segmen Pharma, produk-produk spesialis seperti onkologi, biosimilar, dan layanan terapi sel diproyeksikan menjadi pendorong utama pertumbuhan," ujar Edi.
Edi juga bilang KLBF melanjutkan strategi pemasaran agresif dengan mencatatkan beban penjualan sebesar Rp1,8 triliun pada kuartal IV-2024, meningkat 19% YoY meskipun turun 1% secara kuartalan. Perusahaan mulai meningkatkan belanja pemasaran sejak kuartal III-2024.
Baca Juga: Kinerja Kalbe Farma (KLBF) Positif, Cermati Rekomendasi Analis
Langkah ini telah memberikan dampak positif terhadap merek-merek yang dipromosikan, termasuk Bejo, meskipun tidak ada angka spesifik yang diungkapkan. Dus, investor perlu mencermati efektivitas strategi pemasaran ini dalam mendongkrak kinerja jangka panjang perusahaan.
Rekomendasi Saham
Meskipun harga saham KLBF telah mengalami penurunan signifikan dalam tiga bulan terakhir berkisar 21,67%, Edi menyarankan pelaku pasar cenderung bersikap wait and see.
Potensi kenaikan harga saham dalam waktu dekat dinilai tidak terlalu besar, meskipun risiko penurunan lebih lanjut juga relatif terbatas.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Dorong Produksi Vaksin Lokal, Cek Rekomendasi Analis
Dari sisi valuasi, level saat ini (18,4x 1-Year Forward P/E) belum cukup menarik, sementara pertumbuhan dan prospek dividen sekitar 3% dividend yield tergolong moderat.
"Keberhasilan inisiatif marketing yang lebih agresif menjadi salah satu potensi upside bagi KLBF," tutup Edi.
Selanjutnya: Kalah dari Pesaingnya, Penjualan Tesla di China Turun 11,5% di Januari 2025
Menarik Dibaca: Tingkatkan TKDN, FAT Gas Compressor Hadir di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News