Reporter: Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini
2. ASII
Kinerja ASII akan terdorong sejalan pulihnya permintaan otomotif. Pada Maret lalu, penjualan mobil nasional mulai naik dan terlihat menjanjikan. Franky Rivan, analis Kresna Securities mengatakan, sebelumnya, konsumen wait and see di tengah hajatan politik. “Setelah Lebaran, semester kedua, penjualan otomotif akan picking up,” tutur dia.
Pertumbuhan kinerja ASII juga akan terbantu performa anak-anak usahanya, terutama UNTR. Hanya saja, bisnis perkebunan AALI jadi tantangan. Menurut Franky, bisnis CPO belum memiliki katalis positif. Toh, kontribusinya bagi ASII tidak signifikan, hanya 5%.
Kepala Riset Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe sependapat, kontribusi dari UNTR dan bisnis otomotif masih jadi andalan ASII. Penjualan otomotif sudah mulai stabil setelah Pemilu. Penjualan kendaraan nasional akan naik setidaknya 5%.
Hitungan Franky, tahun ini, ASII bisa menghasilkan pendapatan Rp 242,47 triliun, naik 1,4% yoy. Namun, margin laba bersih diestimasi membaik dari 9,1% pada 2018 menjadi 9,5% pada tahun ini. Dus, laba bersih berpotensi naik 6,3% menjadi Rp 23,04 triliun. Sinyal perbaikan margin sudah mulai terlihat pada kuartal I-2019. Margin laba bersih ASII mencapai 8,7%, lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya hanya 7,2%.
Menurut riset JP Morgan Sekuritas Indonesia, 24 April 2019, margin distribusi otomotif ASII di triwulan I-2019 membaik didorong bauran produk yang lebih baik. Tapi, margin manufaktur mobil turun, karena biaya bahan baku lebih tinggi dan volume produksi rendah. Kendati begitu, margin manufaktur mobil setahun penuh berpeluang membaik seiring kenaikan volume produksi. Di sisi lain, kuatnya margin distribusi bakal berlanjut, sebab belum terlihat rencana kompetitor merilis varian baru.
Dengan estimasi perolehan laba cukup solid, Franky memperkirakan, ASII akan kembali menebar dividen dengan payout ratio sekitar 40% dari laba bersih. “Tahun ini ekspektasi dividen Rp 230 per saham, dengan yield 3%,” prediksi dia.
Nah, dengan potensi fundamental yang solid dan potensi dividen, saham ASII menarik dikoleksi. Franky menargetkan hingga akhir tahun ini, harga ASII bisa mencapai Rp 8.900. Penurunan harga saat ini dinilai karena pengaruh makro dan pelemahan bursa saham.
Kiswoyo menargetkan harga ASII sampai akhir tahun ini di level Rp 9.000. Menurut konsensus analis hasil survei Bloomberg, dalam 12 bulan ke depan, harga ASII mencapai Rp 8.675.