Reporter: Muhammad Musa | Editor: Noverius Laoli
Sejauh ini, dia melihat berdasarkan top line dan bottom line bahwa rata-rata kinerja emiten LQ45 tumbuh secara progresif.
"Jadi sebenarnya ekspansi ini ditujukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara berkesinambungan," kata Nafan kepada Kontan, Minggu (26/5).
Lebih lanjut, faktor kehati-hatian ini dipengaruhi oleh ketidakpastian yang terjadi secara eksternal. Di sisi lain, meskipun terjadi ketidakpastian eksternal, Nafan melihat terdapat sikap tahan banting.
“Jadi sikap tahan banting inilah yang setidaknya membuat emiten-emiten menerapkan ekspansi bisnis secara hati-hati supaya mampu meningkatkan kinerja fundamental di tengah ketidakpastian terutama dari kondisi eksternal,” imbuhnya.
Baca Juga: Sederet Emiten Lakukan Buyback, Berikut Daftar Saham yang Layak Koleksi
Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan saham-saham berikut, di antaranya “buy on weakness” pada saham AMRT dengan target harga Rp 2.890–Rp 2.970, KLBF di level harga Rp 1.605–Rp 1.660, dan MBMA di harga Rp 710–Rp 720, serta UNTR di harga Rp 23.350–Rp 24.150.
Kemudian, Reza cenderung mencermati untuk “buy” pada saham EXCL dengan target harga Rp 3.400 dan ASII di harga Rp 6.000.
Sedangkan menurut Oktavianus, saham indeks LQ45 dengan capex yang masih kuat, di antaranya investor dapat “buy” pada saham TLKM di level Rp 4.300 per saham, ASII di harga Rp 6.450 per saham, dan AMRT di harga Rp 3.650 per saham, serta MEDC sebesar Rp 1.895 per saham.
Baca Juga: Kinerja Positif ACES Diyakini Terus Berlanjut, Begini Rekomendasi Sahamnya
Adapun saham perbankan di antaranya dapat “buy” pada saham BMRI, BBCA, dan BBRI masing-masing di harga Rp 7.350, Rp 10.300, dan Rp 6.650 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News