Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten BUMN Karya dinilai masih akan berat di sepanjang tahun 2024. Melansir laporan keuangan, kinerja emiten BUMN Karya memang tercatat beragam di kuartal I 2024. Meskipun beberapa emiten berhasil mencatat laba, tetapi ada yang justru mencatatkan peningkatan rugi.
PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mengantongi pendapatan usaha Rp 4,61 triliun di kuartal I 2024, naik 5,6% secara tahunan alias year on year (YoY) dari Rp 4,36 triliun. PTPP catatkan kenaikan laba 176,4% YoY menjadi Rp 94,6 miliar di kuartal I 2024, dari Rp 34,22 miliar pada kuartal I 2023.
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp 2,63 triliun di kuartal I 2024, turun 1,21% YoY dari semula Rp 2,66 triliun. ADHI mencatat laba bersih Rp 10,15 miliar di kuartal I 2024, naik 20,14% dari laba di kuartal I 2023 yang sebesar Rp 8,45 miliar.
Di sisi lain, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) justru mencatatkan lonjakan kerugian di tiga bulan pertama tahun 2024.
Baca Juga: BBRI, GOTO, ADRO hingga MEDC Gelar Aksi Buyback, Ini Rekomendasi Saham Pilihan Analis
Pendapatan bersih WIKA menurun 18,75% YoY menjadi Rp 3,53 triliun per Maret 2024. Alhasil, WIKA harus menanggung rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat menjadi Rp 1,13 triliun.
Rugi WSKT bengkak 150,59% menjadi Rp 939,55 miliar di kuartal I 2024, dari sebelumnya rugi Rp 396,60 miliar di kuartal I 2023. WSKT pun mengantongi penurunan pendapatan usaha 20,27% YoY sebesar Rp 2,17 triliun di kuartal I 2024, dari Rp 2,73 triliun di kuartal I 2023.
Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada melihat, hanya PTPP yang mampu mencatatkan kinerja di atas ekspektasi.
“Sementara, WIKA dan WSKT justru masih harus menanggung rugi lantaran penyelesaian kewajiban belum sepenuhnya tuntas,” ujarnya kepada Kontan, Sabtu (4/5).
Di sisi lain, proyek para BUMN Karya ini mayoritas tentu berasal dari pemerintah, sehingga pasti akan ada terus.
“Namun, yang harus diperhatikan adalah kelancaran arus kas emiten. Jangan sampai banyak dapat proyek, tetapi uang yang masuk tidak ada,” ungkapnya.
Investor juga pastinya akan terus memperhatikan seberapa cepat WIKA dan WSKT dalam memperkuat arus kas dan melakukan restrukturisasi utang. Jika bisa beres dengan cepat, kepercayaan pasar akan pulih lebih cepat juga.
Baca Juga: Intip Strategi Menadah Cuan dari Dividen di Tengah Fluktuasi Pasar Saham
“Mereka sudah pasti akan dapat pendanaan dari pemerintah. Namun, mereka tentu tidak bisa hanya mengandalkan pendapatan dari pemerintah,” paparnya.
Oleh karena itu, Reza pun belum memberikan rekomendasi untuk saham emiten BUMN Karya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News