Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) mencatat penurunan penjualan di kuartal ketiga tahun ini. Hal ini pun turut membuat rugi mereka meningkat di periode ini.
UNSP mencatat penjualan Rp 1,14 triliun di kuartal III-2017 lalu. Jumlah ini turun 1,94% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,16 triliun.
Pada sembilan bulan pertama tahun ini, UNSP mencatat rugi sebesar Rp 688,94 miliar. Jumlah ini melonjak 174,19% year-on-year (yoy) dari sebelumnya sebesar Rp 251,26 miliar.
Lonjakan rugi tersebut disebabkan oleh besarnya beban umum dan administrasi serta rugi selisih kurs yang diderita UNSP di periode ini. Beban umum dan administrasi UNSP naik dari 276,88 miliar di kuartal III-2016 menjadi Rp 296,72 miliar di akhir September 2017 lalu. UNSP juga harus menanggung rugi selisih kurs sebesar Rp 73,27 miliar di periode ini.
Meski begitu, anak usaha grup Bakrie ini berhasil melakukan efisiensi di periode ini. Beban pokok penjualan mereka turun 25,66% yoy menjadi Rp 650,63 miliar. Pasalnya, UNSP berhasil menekan beban bahan baku dari Rp 684,38 miliar di triwulan ketiga tahun lalu menjadi hanya Rp 447,61 miliar di periode yang sama tahun ini.
Terkait hal ini, Direktur dan Investor Relations UNSP Andi W. Setianto mengaku tetap optimis dengan kinerja mereka di akhir tahun nanti. "Sebab, berdasarkan siklus, produksi sawit biasanya mencapai puncaknya di semester kedua setiap tahun," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (19/12).
Untuk meningkatkan produktivitas, UNSP pun telah melakukan inovasi melalui pengembangan bibit unggul yang menghasilkan produksi buah sawit yang lebih banyak dengan luasan lahan kebun yang sama.
Produktivitas bibit unggul ini bisa menghasilkan 35 ton buah sawit per hektare dengan ekstraksi CPO sebesar 23%. Dengan begitu, UNSP bisa menghasilkan CPO sebanyak 8 ton per hektar per tahun dengan penggunaan bibit unggul tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News